Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Maju Pilkada, Wali Kota Probolinggo Tidak Jadi Tim Sukses

Kompas.com - 16/06/2013, 04:26 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Wali Kota Probolinggo, Jawa Timur, HM Buchori, Sabtu (15/6/2013), menegaskan, meski istrinya mencalonkan diri menjadi wali kota, dia tidak akan terlibat dalam tim sukses dan kampanye sang istri.

Buchori juga menegaskan janjinya untuk menuntaskan masa jabatannya hingga awal 2014 mendatang, yang membuatnya tak bisa mengambil cuti kampanye.

"Saya tidak akan ikut-ikutan jadi tim sukses dan kampanye agar tidak mengundang sorotan dan fitnah. Dengan begitu, saya bebas menyelesaikan tugas pemerintahan bersama wakil wali kota hingga selesai. Saya akan tetap mengenakan atribut kedinasan selama menjalankan tugas. Biar tim yang mengurus semuanya," ujar wali kota yang sudah memerintah dua periode ini.

Meski tidak berkampanye, Buchori turun ke masyarakat menghadiri kegiatan pemerintahan sambil mengajak masyarakat memilih pemimpin yang amanah dan jujur.

Rukmini Buchori maju dalam pilwali Probolinggo bersama Suhadak, yang diusung PDI-P, PKS, PAN, dan Partai Hanura. Selain menjadi Ketua PKK Kota Probolinggo, Rukmini tercatat sebagai anggota DPR RI dari PDI-P.

Saat dimintai tanggapan soal dipindahnya lokasi tes kesehatan pasangan calon dari RSUD dr Moh Saleh ke RSUD dr Soetomo, Surabaya, Buchori optimistis istrinya lolos tes kesehatan.

KPU memindahkan lokasi tes kesehatan setelah tiga pasangan calon lain mengancam mundur jika tes kesehatan tetap digelar di RSUD dr Moh Saleh.

"Saya setuju jika di dr Soetomo karena di sana netral dan tak bisa diintervensi. Saya jamin Ibu (Rukmini) sehat fisik dan mental. Sepuluh hari lalu ibu tes kesehatan di laboratorium DPR pusat, dan hasilnya bagus. Malah saya kalah, terutama kadar gula. Kadar gula saya 200, ibu 120," papar Buchori.

Politisi PDI-P ini juga memberi catatan, para pasangan calon juga akan menjalani tes psikis. Menjadi pemimpin, katanya, juga harus bermental sehat.

"Jika tes kesehatannya lolos, tapi tes psikisnya tak lolos, ya pasti akan dicoret. Sehat fisik dan mental jadi syarat utama bagi calon pemimpin," pungkasnya. (K18-11)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com