Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor IPDN Temui Komisi II DPR RI

Kompas.com - 12/06/2013, 10:59 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com- Setelah beberapa tuduhan termasuk menelantarkan anak kandung, Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, I Nyoman Sumaryadi, tidak dapat ditemui. Menurut keterangan dari Kepala Bagian Humas IPDN Ujud Rusdia, Sumaryadi hari ini sedang berada di Jakarta untuk menemui Komisi II DPR RI.

"Agenda Bapak hari ini ada di Jakarta. Ada rapat dengan Komisi II DPR RI," ujar Ujud saat ditemui di gedung Sekretariat IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (12/6/2013).

Lebih lanjut Ujud menambahkan, Rektor IPDN itu datang ke Komisi II DPR-RI bersama-sama Kementerian Dalam Negeri.  "Katanya membahas penyempurnaan perubahan rencana kerja anggaran Kementerian Dalam Negeri tahun 2013," terang Ujud.

Namun, Ujud mengatakan belum mengetahui keterangan lebih lanjut apakah I Nyoman pulang hari ini atau menginap di Jakarta. " Soalnya rapat bisa sampai malam," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan bernama Susi Susilowati mengaku sebagai istri simpanan Rektor IPDN I Nyoman Sumaryadi dan mengklaim bahwa bayinya merupakan anak kandung Nyoman, Selasa (11/6/2013). Susi juga mengunggah video berjudul "IPDN Dimas Sumaryadi anak yang tidak diakui oleh Rektor IPDN Bandung" melalui Youtube.

Susi mengaku berani mengungkap hubungannya dengan Sumaryadi karena upaya baiknya tidak mendapat respons positif.  "Saya memberanikan diri hanya untuk membuktikan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Terserah masyarakat menilai saya seperti apa," ujar Susi yang berderai airmata saat ditemui di Graha Inilah Pasim.

Menanggapi tuduhan itu, I Nyoman Sumaryadi mengatakan tidak merasa mencampakkan anaknya dari seorang perempuan bernama Susi. "Saya tidak tahu dan tidak merasa. Zaman demokrasi, orang bisa menyampaikan apa saja," kata Sumaryadi saat ditemui seusai kuliah umum di Kampus IPDN Jatinangor, Senin (10/6/2013).

Lebih lanjut, Sumaryadi menambahkan, dia malas untuk menanggapi isu-isu yang dikatakannya tidak benar itu. "Yang penting kami tidak menanggapi isu-isu yang tidak benar," dia menegaskan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com