Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Carikan Solusi Tepat untuk Poso

Kompas.com - 12/06/2013, 02:42 WIB

Poso, Kompas - Tokoh masyarakat Poso yang juga salah seorang Deklarator Perdamaian Poso, atau dikenal dengan Deklarasi Malino, Yus Mangun, meminta semua pihak menenangkan diri. Dia mendesak agar masalah yang terjadi di Poso belakangan ini tidak semata-mata diselesaikan dengan pendekatan keamanan.

”Stigma teroris sudah melekat pada Poso. Sebenarnya bagaimana pendekatan keamanan selama ini. Saya mempertanyakan kepada aparat, kenapa persoalan ini terus ada dan tidak pernah tuntas hingga terkesan ada pembiaran. Dengan situasi yang kian runyam seperti sekarang, sudah saatnya penyelesaian Poso melibatkan seluruh pihak, pemerintah, tokoh masyarakat, aparat, warga, dan lainnya, termasuk pusat. Jangan hanya diselesaikan satu pihak, yakni dari sisi pendekatan keamanan saja,” kata Yus Mangun.

Putuskan jaringan

Yus meminta aparat yang ada di Poso ditarik terlebih dahulu, lalu semua pihak introspeksi sembari duduk bersama mencari solusi tepat untuk Poso. ”Jika pendekatan keamanan tak bisa menyelesaikan persoalan ini hingga tuntas, saatnya mencari solusi yang lain. Saya minta aparat ditarik dulu dan warga juga tenang. Kalau dulu konflik horizontal bisa diselesaikan, kenapa sekarang tidak bisa,” katanya.

Yus khawatir, situasi ini semakin hari akan semakin meluas dan merembet ke mana-mana, dan pada suatu saat menjadi besar dan sulit ditangani. ”Sebaiknya, sesegera mungkin mencari solusi dan libatkan semua pihak. Tolonglah, jangan biarkan Poso terus seperti ini,” katanya.

Di Jakarta, pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, juga mendesak agar jaringan teroris diputuskan hubungannya dengan warga di Poso. Langkah ini diharapkan dapat memisahkan publik dari aksi kekerasan, termasuk kemungkinan menghambat kerja kepolisian dalam menangani terorisme.

”Masyarakat Poso sebenarnya sudah capek berkonflik sehingga bisa diajak mencegah kekerasan jika pemerintah sungguh-sungguh menerapkan pendekatan yang tepat,” katanya.

Titik terang

Penyelidikan terkait peristiwa bom bunuh diri di Markas Polres Poso, Senin lalu, mulai menemukan titik terang tentang kelompok di balik peristiwa itu. Keterlibatan sejumlah nama dan peran mereka kian mengerucut kepada kepastian kelompok Santoso—yang selama ini masih diduga—sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Susnadi, di Poso, Selasa (11/6), mengatakan, peran Nudin alias Bondan yang ditembak aparat Densus 88 Polri pada Senin sore adalah pencari dana untuk kepentingan kelompok garis keras pimpinan Santoso. Adapun W diduga pelaku bom bunuh diri. ”Ayah W memang menyebut foto yang disebar polisi adalah anaknya, tetapi kami tetap melakukan tes identifikasi DNA untuk memastikannya. Saat ini tinggal menunggu hasil,” kata Susnadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com