Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Turki Peringatkan Pengunjuk Rasa Anti-pemerintah

Kompas.com - 11/06/2013, 23:15 WIB

ANKARA, KOMPAS.com — Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan ia tidak akan memberikan "toleransi lagi" kepada para demonstran.

Ia berjanji untuk mengakhiri unjuk rasa setelah polisi membersihkan Lapangan Taksim di Istanbul, tempat utama unjuk rasa dalam sekitar dua minggu terakhir.

Polisi menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru karet, dan menyebabkan banyak demonstran menyelamatkan diri ke Lapangan Gezi yang terletak tidak jauh dari Taksim.

Kerusuhan bermula setelah polisi meredam unjuk rasa pegiat lingkungan terkait pembangunan Taman Gezi.

Unjuk rasa meluas dan demonstran menuduh Pemerintah Erdogan semakin otoriter dan mencoba menerapkan nilai konservatif berhaluan Islam di negara sekuler itu.

Perdana Menteri Erdogan membela langkah polisi untuk turun tangan dengan mengatakan gerakan pegiat lingkungan dibajak oleh mereka yang ingin membahayakan Turki. 

Salam sayang

Dalam pidato kepada anggota parlemen dari partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang sering terinterupsi dengan tepukan tangan, Erdogan mengatakan, "mereka mengatakan perdana menteri itu kasar. Jadi apa yang akan terjadi? Apakah kami akan berlutut di depan orang-orang ini?"

"Bila Anda menyebut ini kekasaran, saya minta maaf, namun Tayyip Erdogan ini tidak akan berubah."

Pernyataan Erdogan bertentangan dengan komentar Gubernur Istanbul Huseyin Avni Mutlu, yang mengatakan polisi tidak bermaksud turun tangan membubarkan unjuk rasa di Taman Gezi.

"Bagi mereka yang berada di Taksim dan tempat lain, dan turut serta dalam demonstrasi dengan tujuan tulus, saya serukan agar Anda meninggalkan tempat-tempat itu dan mengakhiri insiden ini, dan saya kirim salam sayang saya," kata Mutlu.

"Maaf, Taman Gezi adalah untuk jalan-jalan dan bukan untuk diduduki," tambahnya.

Kantor berita Reuters melaporkan, polisi antihuru-hara sempat masuk ke taman itu, tetapi mundur ke Lapangan Taksim saat mereka berhadapan dengan beberapa ratus demonstran.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com