Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tikus Serbu Delapan Dusun di Lereng Merapi

Kompas.com - 11/06/2013, 18:50 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dalam beberapa pekan terakhir, hama tikus menyerbu delapan dusun di lereng Merapi, Sleman. Merebaknya hama tikus sawah dan wirok ini cukup meresahkan masyarakat yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani.

Selain bisa merusak pertanian dan membuat gagal panen, keberadaan tikus yang populasinya sulit dikendalikan ini ditakutkan dapat mengancam kesehatan warga delapan dusun di lereng Merapi. Dusun yang diserang hama tikus, yakni Dusun Jambu dan Petung di Desa Kepuharjo, Cangkringan; Dusun Gondang, Kinahrejo, Pangukrejo, Umbulharjo, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen, di Desa Glagaharjo, Cangkringan.

Salah satu warga dari Wonogondang, Umbulharjo, Cangkringan, Bambang Sugeng, mengatakan, tingkat perkembangbiakan hama tikus jenis sawah dan wirok terbilang sangat cepat.

"Banyak tanaman pangan, seperti umbi-umbian, yang dimakan dan dirusak oleh tikus," katanya, Selasa (11/6/2013).

Kepala Desa Kepuharjo, Cengkringan, Heri Suprapto, mengatakan, potensi lahan pertanian yang terancam gagal panen akibat hama tersebut, yaitu di Dusun Petung 25 hektar dan Dusun Jambu 7 hektar.

"Jangankan pertanian, rumput liar juga dimakan, Mas," kata Bambang.

Populasi tikus yang tak terkendali, menurut dia, berpotensi dapat mengancam wilayah lain. Lebih lanjut, Suprapto mengungkapkan bahwa warga sudah berusaha membasmi tikus itu, tetapi tetap saja tidak mampu menekan serangan hama tikus.

Di tempat berbeda, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Sleman Edy Sriharmanto mengaku sudah mendapatkan laporan mengenai hama tikus yang menyerang wilayah lereng Merapi.

"Kami akan segera melakukan pendistribusian bantuan berupa racun tikus. Selain itu, kami akan berkoodinasi dengan Dinas Pertanian DIY," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan upaya penanggulangan secara alami, yakni dengan menggunakan predator seperti burung hantu. Hal itu sudah pernah dilakukan sebelum erupsi Merapi pada 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com