Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari di Alun-alun Taksim

Kompas.com - 11/06/2013, 02:51 WIB

Suasana Alun-alun Taksim di jantung kota Istanbul, Turki, kini tak ubahnya seperti suasana Alun-alun Tahrir di pusat kota Kairo, Mesir, pada masa revolusi rakyat melawan rezim Presiden Hosni Mubarak, Januari-Februari 2011.

Alun-alun Taksim yang biasanya menjadi salah satu tujuan wisata utama di Istanbul berubah menjadi pusat aktivitas politik berbagai partai politik dan lembaga swadaya masyarakat.

Alun-alun yang semula selalu dijaga kebersihannya itu kini berubah menjadi lapangan yang kumuh dengan munculnya para pedagang asongan dan kemah-kemah para aktivis.

Para pedagang asongan itu begitu cepat tanggap dengan aksi unjuk rasa di Alun-alun Taksim saat ini. Mereka menjual berbagai barang yang dibutuhkan para aktivis sesuai dengan ideologi mereka.

Mengingat para demonstran berasal dari kelompok antipemerintahan Perdana Menteri (PM) Recep Tayyip Erdogan, barang dagangan yang dijual berupa berbagai suvenir terkait dengan pendiri Turki modern, Mustafa Kemal Ataturk. Ada poster Kemal Ataturk dalam berbagai ukuran dan topi serta selendang bergambar Kemal Ataturk.

Di Turki saat ini, figur PM Erdogan yang Islamis selalu dikonfrontasikan dengan figur Kemal Ataturk yang nasionalis sekuler.

Seorang pedagang yang mengaku bernama Erdal (32) sangat sibuk menawarkan dagangannya berupa kaus-kaus bergambar Kemal Ataturk. ”Harga kaus ini bermacam-macam, ada yang 15 lira Turki (sekitar Rp 78.000) dan ada yang 10 lira Turki,” ungkap Erdal kepada Kompas.

Dia mengaku bisa menjual sedikitnya 5 kaus per hari, bahkan pernah sampai 20 kaus dalam sehari. Banyak juga pedagang asongan yang menjual berbagai jenis minuman dan makanan kecil untuk memenuhi kebutuhan para demonstran di musim panas saat ini.

Di kawasan Taman Gezi yang rindang, kini berdiri puluhan tenda para aktivis LSM dan partai politik. Mereka tak hanya berasal dari Istanbul, tetapi juga dari beberapa kota lain. Di depan setiap tenda biasanya tertulis asal penghuni tenda itu, seperti Ankara atau Adana.

Pukul 07.00-08.00, para aktivis itu terlihat masih tergeletak di dalam atau di depan kemah mereka. Pada pukul 09.00-10.00, mereka mulai bangun dan membentuk lingkaran, kemudian menyanyi sambil menarikan tarian tradisional Turki dengan cara berputar-putar.

Sore hari, aktivitas unjuk rasa dimulai dengan teriakan-teriakan menuntut PM Erdogan mundur. Menjelang malam, orang makin banyak berdatangan dari berbagai penjuru kota Istanbul. Kegiatan unjuk rasa pun berlanjut sampai larut tengah malam.

Secara umum, aksi unjuk rasa di kota Istanbul berjalan damai. Para demonstran tidak merusak aset umum di sekitar Alun-alun Taksim. Bahkan, warga Istanbul yang berdomisili di sekitar alun-alun ikut mendukung aksi unjuk rasa dan sering melambaikan tangan ke arah para pengunjuk rasa yang lewat di depan apartemen mereka itu.

Beberapa hari terakhir ini juga sudah tak terlihat aparat keamanan di sekitar Alun-alun Taksim. (Musthafa Abd Rahman dari Istanbul, Turki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com