Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufiq Kiemas, "The Guardian of Unity in Diversity"

Kompas.com - 09/06/2013, 06:47 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedekatan Taufiq Kiemas dengan anak-anak muda adalah lintas batas organisasi dan partai. Taufiq juga dinilai sebagai figur yang piawai menjembatani beragam perbedaan.

"(Taufiq adalah) the guardian of unity in diversity, pengawal bhineka tunggal ika," kata Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Dradjad Hari Wibowo, melalui layanan pesan, Sabtu (8/6/2013) malam. Karenanya, dia mengaku tak heran ketika kemudian Taufiq gencar mengkampanyekan dan merajut kebhinekaan dengan 4 pilar yang mencakup Pancasila, UUD 1945, kebhinekaan, dan NKRI.

Bagi beliau, kata Dradjad, perbedaan merupakan kebhinekaan. "Dan tugas pemimpin adalah merajut kebhinekaan tersebut," ujarnya dalam memaknai "pesan" Taufiq.

Kepada Kompas.com Dradjad menuturkan salah satu kenangan pribadinya bersama Taufiq adalah saat dia diundang khusus ke kediaman Taufiq di Jalan Teuku Umar 27A Jakarta Pusat. Bukan undangan itu yang melahirkan kenangan membekas, melainkan cara Taufiq mengenalkannya pada Megawati Soekarnoputri.

Pertemuan tersebut berlangsung pada suatu siang. "Om Taufiq mengenalkan saya kepada bu Mega dengan mengatakan 'Ma, ini mas Dradjad, sejak lama manggil saya Om karena ayah dan kakeknya pengikut Bapak turun temurun'," papar dia. Sebutan "Bapak" yang dimaksudkan Taufiq adalah Bung Karno.

Dradjad juga mengatakan pernah mendampingi Taufiq menemui Amien Rais. Bersama Pramono Anung, mereka berangkat dari kediaman di Jalan Teuku Umar menuju Gandaria.

"Inti pertemuan kedua beliau (Taufiq dan Amien) adalah posisi politik bisa berbeda-beda, tapi pemimpin-pemimpin senior perlu selalu berkomunikasi demi persatuan dan kesatuan bangsa," kata Dradjad.

Komunikasi para senior tersebut, menurut Dradjad, merupakan salah satu faktor yang membuat NKRI tetap utuh. "Dan kita sekarang memperoleh 'the gain of democracy' baik secara ekonomi maupun non-ekonomi," tegas dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com