Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanen Manisnya Bisnis Madu Borobudur

Kompas.com - 07/06/2013, 13:49 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, barangkali lebah menjadi binatang yang menakutkan. Sebab lebah mempunyai "senjata" sengat yang mampu melumpuhkan manusia ataupun musuh-musuhnya. Namun tidak bagi Qozin (29), warga Dusun Brongkol, Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang sudah akrab bahkan dengan ribuan lebah tanpa pernah disengat.

Ribuah lebah yang bersarang di puluhan kotak di pekarangn rumahnya sudah menjadi "makanan" sehari-hari Qozin. Ya, Qozin memang sudah lama menggeluti bisnis produksi madu murni.

Qozin belajar berbisnis madu dari ayahnya, Sunaryo yang juga seorang pengusaha madu murni di wilayah Borobudur. Berbekal pengalaman mengikuti jejak ayahnya itu, Qozin akhirnya mampu mengembangkan usaha ini sendiri dengan brand Madu Murni Ashfa.

Dahulu Qozin kecil kerap membantu orangtuanya mengurus usaha madu. Lambat laun Qozin pun mengerti bagaimana memelihara lebah hingga menghasilkan madu yang bagus.

Qozin menceritakan, dahulu sebelum mampu mengembangkan lebah madu di rumahnya, ia harus mencari lebah di wilayah Gunung Merapi dan Bukit Menoreh. Lebah yang didapat dipelihara di rumah selama satu bulan. Selanjutnya, lebah yang sudah mapan dipindahkan ke lokasi produksi madu di Bukit Menoreh beberapa kilometer dari rumahnya.

Di lokasi produksi tersebut dirinya sudah memiliki sekitar 300 bok lebah. Di lahan pekarangannya dan lokasi produksi di Bukit Menoreh ditanami dengan ratusan bunga Kaliandra. Bunga jenis ini disukai para lebah.

"Biasanya, lebah itu akan mencari sari bunga saat malam hari. Makanya lahan yang ada harus banyak ditanami tanaman bunga. Selanjutnya berproduksi di rumah lebah, yang kami siapkan di tiap kotak," katanya saat kompas.com berkunjung dirumahnya, Kamis (9/6/2013).

Setelah berhasil menikmati manisnya bisnis madu dari lebah lokal, Qozin lantas mengembangkan usahanya ini dengan menambah lebah jenis Melivera. Menurut suami dari Nova Darmawanti ini, lebah yang aslinya dari Australia ini bisa panen dalam jangka waktu sepuluh hari, sedangkan yang lokal paling produktif pada bulan Januari sampai Agustus.

"Dalam kondisi normal, kedua jenis lebah tersebut mampu menghasilkan madu sekitar 4-5 kuintal per bulan. Namun, dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, madu yang dihasilkan hanya satu kuintal per bulan," ujarnya.

Qozin melanjutkan, bisnis madu memang sedikit banyak bergantung dengan cuaca alam. Jika kondisi normal omzet bisa mencapai Rp 20.000.000 per bulan. Tapi waktu cuaca tidak menentu seperti sekarang ini bisa jadi hanya Rp 3.000.000 per bulan.

Saat ini, Qozin dibantu dengan 10 karyawannya sering mendapat pesanan madu murni dari pelanggannya di berbagai daerah. Antara lain, Kota Magelang, Yogyakarta, Purwokerto, dan Jakarta.

Harga per botol besar Rp 70.000, sedangkan botol ukuran kecil seharga Rp 18.000. "Kami juga diuntungkan dengan lokasi yang dekat dengan Candi Borobudur, banyak juga turis yang beli madu di sini," imbuh Qozin.

Qozin berbagi tips, tidak sulit merawat ternak lebahnya itu. Hanya rutin membersihkan kotak-kotak itu dari kotoran atau rayap. Selain itu rumput di bawah bok juga harus dibersihkan. Ini agar bunga Kaliendra tumbuh dengan baik.

Sudah bukan rahasia lagi jika madu mempunya manfaat baik bagi kesehatan manusia. Tidak hanya madu, lebah juga kerap dibuat terapi penyakit tertentu.

Ayah dari Ashfa Sabila(6), dan Kurnia Masruroh (3) ini ternyata juga mahir melakukan terapi menggunakan lebah dengan cara meletakkan lebah di bagian tubuh yang dikeluhkan sakit.

Dari ketekunan dan keuletannya, Qozin kini dapat menikmati manisnya bisnis madu murni. Tiap hari dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Selain itu, Qozin juga mampu membuak lapangan kerja bagi orang kain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com