Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Poso Jadi Korban Terorisme

Kompas.com - 05/06/2013, 02:37 WIB

Sepanjang Selasa, polisi menyebarkan gambar kepala pelaku untuk mengungkap kasus ini dan mencari keluarga atau orang yang kemungkinan mengenal. Tim identifikasi dari Mabes Polri dan Inafis Polda Sulawesi Tengah serta Polres Poso, kemarin, bekerja di lokasi bekas ledakan. Tim mengumpulkan serpihan bom yang digunakan, serpihan tubuh, serta kendaraan yang digunakan. Sejauh ini, bom yang digunakan diidentifikasikan sebagai bom rakitan yang menggunakan pemicu sakelar motor manual.

Terkait berulangnya teror di Poso, Ketua Majelis Ulama Indonesia Poso Arifin Tuamaka mengatakan, seharusnya aparat keamanan dan intelijen mengantisipasi masuknya orang-orang luar yang melakukan pelatihan teror di Poso. ”Kami juga menolak jika terorisme dikaitkan dengan Islam karena Islam tidak mengajarkan kekerasan dan bunuh diri. Kebetulan saja pelakunya orang Islam. Kami berharap aparat keamanan bisa lebih maksimal menangani dan juga mengantisipasi,” katanya.

Setelah kejadian bom bunuh diri tersebut, situasi dan aktivitas warga di Poso berangsur pulih. Pasar dan toko buka seperti hari-hari biasa. Begitu juga perkantoran dan sekolah.

Transaksi elektronik

Terkait ledakan di kantor PT Arifin Sidayu, Lumajang, Jawa Timur, Boy mengatakan, aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Kepolisian Resor Lumajang masih memeriksa intensif tersangka berinisial FI. Sejak ledakan bom rakitan pada Sabtu lalu, tersangka FI mengaku bom itu dibuat untuk menangkap ikan. Namun, setelah diperiksa, ada hal-hal yang tidak wajar dalam transaksi elektronik tersangka. Ketidakwajaran itu diduga terkait rencana aksi teror.

Aparat kepolisian juga mendalami material bom rakitan karena agak mirip dengan bom jaringan teror yang selama ini terungkap. Kemiripan itu ada pada wadah bom, paku, dan gotri.(FER/REN/MHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com