Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAD Harap Prajurit Percaya Sistem

Kompas.com - 04/06/2013, 05:11 WIB
Edna C Pattisina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf TNI AD Jenderal Moeldoko berjanji akan mempertanggungjawabkan pengelolaan TNI AD yang transparan kepada seluruh prajuritnya. Ia berharap prajurit percaya pada sistem yang berjalan. Hal ini disampaikan KSAD Jenderal Moeldoko saat memimpin Laporan Korps Penyerahan Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Wakasad kepada Letjen TNI Muhamad Munir di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Senin (3/6/2013).  

Moeldoko mengatakan, ia berharap TNI AD berjalan dengan sehat. Semua prajurit percaya dengan sistem yang telah berjalan. Sebab, jika hal itu terjadi, sesungguhnya TNI AD akan berjalan secara dinamis, berjalan dengan cepat, dan sangat responsif terhadap perkembangan lingkungan strategis. Bila sebagian kecil, apalagi sebagian besar prajurit TNI AD tidak percaya dengan sistem yang berjalan dan dijalankan, tegas dia, hal itu adalah sebuah ancaman.  

"Saya dengan Letjen TNI M Munir akan mengelola TNI AD secara serius, sungguh-sungguh, akuntabel, transparan, dan semua akan saya pertanggungjawabkan kepada seluruh prajurit TNI AD," ujar Moeldoko di akhir sambutannya. Menurut Moeldoko, dinamika organisasi TNI AD harus tinggi. Pertama, pada tahun ini, intensitas situasi politik meningkat karena Indonesia akan memasuki tahun politik sehingga TNI AD harus memiliki respons yang sangat tinggi terhadap situasi tersebut. Kedua, lanjut Moeldoko, pada September tahun ini, Indonesia akan menyelenggarakan APEC di Bali sehingga TNI AD harus menyiapkan pasukan pengamanan dengan sebaik-baiknya. Ketiga, perkembangan situasi politik, baik yang terjadi di Aceh maupun di Papua, juga memerlukan respons TNI AD.  

KSAD menyampaikan pula bahwa setiap kebijakan TNI AD perlu sinergitas pemikiran dari para perwira seluruhnya. Proses pengambilan keputusan tidak akan tiba-tiba keluar dari KSAD. Proses pengambilan keputusan yang berjalan di TNI AD bersifat bottom up dan top down.  

Proses ini, menurut Moeldoko, harus dipahami dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada kebijakan yang lahir secara serta-merta. Kebijakan yang lahir akan mempertimbangkan berbagai aspek, yakni aspek pembinaan satuan, aspek pembinaan teritorial, dan aspek-aspek lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com