Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Konsistensi Urai Simpul Macet

Kompas.com - 04/06/2013, 03:19 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menata kawasan Pasar Minggu dan Tanah Abang yang selalu didera kemacetan parah. Selain merekayasa lalu lintas, Pemprov DKI juga menertibkan parkir liar dan pedagang kaki lima. Butuh konsistensi dan kerja sama antarinstansi agar langkah ini sukses.

Di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (3/6), ratusan pedagang kaki lima (PKL) dihalau mulai sekitar pukul 07.00. Parkir liar dan angkutan umum yang mengetem di seberang Stasiun Pasar Minggu juga dipaksa masuk ke terminal.

Namun, menjelang siang, meskipun masih ada mobil dinas satuan polisi pamong praja di depan Pasar Minggu, satu-dua PKL mulai membuka kembali lapaknya. ”Mau dagang di mana? Pindah ke dalam pasar juga belum ditata,” kata salah satu pedagang handuk.

Berdasarkan catatan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Rustam Effendi, total ada sekitar 2.000 PKL di Pasar Minggu. Sebanyak 500 PKL rutin berdagang pada pagi hingga sore hari, sementara di malam hari jumlahnya berlipat ganda.

Jangan takut preman

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta petugas di lapangan tidak takut menghadapi preman. Penertiban PKL di simpul kemacetan harus berjalan terus. Pedagang juga sudah diberi tempat di dalam pasar yang masih kosong.

Penertiban PKL di Pasar Minggu dan Tanah Abang sempat ditentang sekelompok orang. Walau begitu, penertiban terus berlangsung. ”Negara tidak boleh kalah dengan mereka. Penertiban PKL di badan jalan akan kami teruskan ke Jatinegara dan Glodok,” ujar Jokowi.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menjadi koordinator penertiban itu. Ikut terlibat dalam penertiban adalah tim dari satuan polisi pamong praja, dinas koperasi usaha mikro kecil menengah dan perdagangan, serta petugas PT Perusahaan Listrik Negara.

Perubahan arus lalu lintas

Penataan sejumlah ruas jalan, menurut Pristono, ditekankan pada lokasi yang tingkat kemacetannya tinggi. Tahap pertama dilakukan di Pasar Minggu dan Tanah Abang.

”Penyebab kemacetan itu kebanyakan parkir liar di badan jalan, pedagang kaki lima, dan angkutan umum yang mengetem. Strategi penataan ini dengan cara push and pull. Parkir kendaraan dan pedagang kaki lima ditarik dari jalanan dan didorong masuk ke lokasi yang sudah tersedia. Dengan begitu, lalu lintas semakin lancar,” katanya.

Di Pasar Minggu, kendaraan yang parkir di badan jalan didorong masuk area parkir Robinson yang masih banyak kosong. Sementara PKL diarahkan masuk ke pasar atau lokasi binaan. Angkutan umum yang biasa mengetem pun dihalau masuk ke terminal yang kosong.

Rekayasa lalu lintas juga dilakukan. Di kawasan Pasar Minggu, bus kecil dan bus sedang dengan tujuan akhir Terminal Pasar Minggu dari arah Lenteng Agung atau Tanjung Barat diarahkan masuk dan keluar terminal melalui Jalan Ragunan.

”Untuk bus dari arah Kalibata atau Pancoran diarahkan berputar di putaran Poltangan, masuk terminal lewat Jalan Ragunan, dan keluar di Jalan Pasar Minggu Raya. Angkutan dari Jalan Ragunan diarahkan masuk Terminal Pasar Minggu, berputar di dalam terminal, lalu keluar ke Jalan Ragunan,” kata Pristono.

Di Tanah Abang, arus lalu lintas yang memotong tegak lurus di persimpangan Pasar Tanah Abang dihilangkan. Kendaraan harus berputar arah lebih dulu.

”Kendaraan dari arah Jalan KH Wahid Hasyim yang menuju Pasar Blok A dan Blok B Tanah Abang diarahkan ke Jalan KH Mas Mansyur. Lalu, putar balik di Kebon Jati, masuk ke Pasar Blok A dan Blok B,” ujar Pristono.

Arus lalu lintas dari Jalan Fachrudin menuju Pasar Blok A dan Blok B Tanah Abang diarahkan lurus melalui Jalan KH Mas Mansyur, berputar balik di Kebon Jati, baru masuk pasar. Arus lalu lintas dari Jalan Kebon Jati dan keluar Pasar Blok A dan Blok B menuju Karet atau Pejompongan diarahkan belok kiri ke Jalan Fachrudin, putar balik di Jatibaru, kembali ke Jalan Fachrudin, lalu ke Jalan KH Mas Mansyur.

Pada uji coba hari pertama, lalu lintas masih macet dan ruwet. Pejalan kaki juga masih kesulitan mendapatkan tempat berjalan yang aman dan memadai. (NEL/FRO/ART/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com