Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keroncong, Sepeda, dan Hilangnya Hidup Santai

Kompas.com - 02/06/2013, 07:16 WIB

Pementasan musik keroncong Susah Tidur dari Yogyakarta di Bentara Budaya Yogyakarta, Kamis (23/5), makin menegaskan bahwa musik keroncong memiliki nyali kuat untuk berjalan di ranah kreativitas. Ideologi keroncong sebagai musik yang salah satu cirinya lembut (bukan lamban) tetap dipegang, namun keliaran aransemen menjadi kekuatan kreatif keroncong Susah Tidur.

Lagu ”Sepasang Mata Bola” misalnya, diawali dengan melodi mars TNI, kemudian masuk vokal dalam konfigurasi paduan suara yang kompak. Pada syair refrein, baru masuk irama keroncong. Kelompok Susah Tidur juga menggarap aransemen unik yang memadukan tembang dolanan jawa ”Gundul-Gundul Pacul” dengan lagu Barat. Lagu Leo Kristi ”Gulagalugu Suara Nelayan” juga digarap dalam irama keroncong yang dinamis benar-benar khas Susah Tidur.

”Kami lebih mengambil spirit dari musik keroncong itu sendiri yaitu bebas dan santai. Artinya, kami membangun kreativitas untuk musik keroncong, lebih membangun kegembiraan hidup. Bahwa hidup bergembira, sesungguhnya, ada kerelaan untuk saling berkomunikasi lewat rasa,” kata Win Dwi Laksono, pendiri grup keroncong Susah Tidur pada tahun 1999.

Kebebasan yang dimaksud adalah ketidaktergantungan sepenuhnya pada partitur. Dalam hal demikian, rasa menjadi sangat berperan. Setiap alat musik keroncong (Cello, bas, gitar melodi, seruling, biola) saling mengisi membangun keselarasan bermusik. Artinya tanpa tuntunan partitur, biola atau seruling tiba –tiba bisa menyeruak muncul.

Komunikasi rasa antarpemain keroncong itu pula, menurut Win, yang menimbulkan kegembiraan itu. ”Para pemain keroncong tak peduli siapa penontonnya. Ada penonton atau tidak, mereka tidak peduli. Bisa saling berkomunikasi lewat rasa itu, sudah merupakan kegembiraan tersendiri,” kata Win yang juga dikenal sebagai seniman patung ini.

Spirit itu pula yang melatarbelakangi musik keroncong Susah Tidur. ”Lewat musik keroncong Susah Tidur, kami ingin memberi spirit orang senantiasa santai, bergembira, namun tidak mengabaikan tanggung jawab hidup,” kata Win.

Mereka mempunyai sejumlah lagu berlirik kocak seperti ”Wedangan”, ”Mencari Orang Jujur” dan ”Kartini Sakit Hati”. Lirik lagu berupa upaya mengkritik yang disampaikan dengan gaya jenaka.

Awak pemain Orkes Keroncong Susah Tidur datang dari berbagai latar belakang, seperti pengamen, pemusik akademisi, dan seniman. Mereka terdiri dari (bas, kendang, vokal), Arief (gitar melodi/vokal), Doni (melodi, vokal), Win Dwi Laksono (cello, vokal), Basiman (cuk), Fando (cak), Sampyong (biola), Agus (flute), Damon (bas), Ndari dan Vivi (vokal).

”Adanya pendukung yang berlatar belakang musik rock dan jazz, juga sangat memberi warna musik kami,” kata Win.

Kesabaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com