Jakarta, Kompas
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby Mamahit, yang langsung meninjau lokasi kejadian, mengatakan belum mengetahui penyebab kecelakaan.
”Setiap kapal yang masuk-keluar di alur pelayaran itu pasti dipandu petugas pandu. Kami belum mengetahui mengapa kecelakaan bisa terjadi,” ujar Bobby, Sabtu (1/6).
Akibat kecelakaan itu, kata Bobby, alur pelayaran sempat ditutup karena banyaknya peti kemas yang mengambang di permukaan laut. Namun, kemarin siang, peti kemas sudah diangkat dari laut.
Kedua kapal yang bertabrakan adalah Kapal Motor (KM) Lintas Bahari Utama (kapal peti kemas), berukuran 1.654 gros ton, dan KM Lintas Bengkulu. KM Lintas Bahari Utama berangkat dari Tanjung Priok dan akan menuju Pontianak, sementara KM Lintas Bengkulu akan masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Satu anak buah kapal dari KM Lintas Bahari Utama masih dalam pencarian, sedangkan 14 awak lainnya selamat.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan, setelah ditutup sejak Jumat malam, alur pelayaran dibuka kembali pada Sabtu pagi.
”Saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan syahbandar sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebabnya,” tuturnya.
Sejak Jumat, di lokasi tabrakan KM Lintas Bahari Utama, yang terbalik akibat dihantam KM Lintas Bengkulu di titik