Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bercengkerama dengan Sapi Perah

Kompas.com - 01/06/2013, 03:46 WIB

Felicia (15) dan adiknya, Jerico Albert Faustine (3), coba mengelus kepala sapi yang berderet di kandangnya. Ditemani ibunya, Melati (37), kakak beradik ini terus berceloteh takjub.

Sebelumnya, keluarga dari Sunter, Jakarta Utara, itu menyaksikan langsung pemerahan sapi yang menggunakan mesin. Cairan susu tak tersentuh tangan manusia, hingga kemudian diolah dengan ultra high temperature (140 derajat celsius).

Sabtu (25/5), 20 keluarga dari Jakarta dan Bandung diundang PT Ultrajaya Milk Industry Tbk untuk melihat langsung aktivitas peternakan sapi perah di Pangalengan, Jawa Barat. Acara bernuansa edukasi ini dikemas secara riang oleh Ultrajaya dalam rangka menyambut Hari Susu Nusantara 1 Juni.

Dalam balutan udara sejuk dataran tinggi (1.450 meter di atas permukaan laut), peserta Ultra Tour de Farm berjalan mengitari kompleks seluas 60 hektar. Di sini terdapat sekitar 3.200 sapi perah yang semuanya berasal dari Australia, baik dalam bentuk induk, anakan (pedet), maupun siap produksi.

Semua aktivitas di dalam kompleks PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) ini terintegrasi dalam sistem pengolahan yang menghasilkan bahan baku susu segar bermutu tinggi.

Wow.... Sapinya sok akrab dan doyan makan. Duduk nyantai pun masih terus saja ngunyah-ngunyah,” komentar beberapa anak.

Mendengar ocehan itu, para pendamping tamu tersenyum geli. Asisten Manajer Peternakan Ogie Muliodirdjo Tanubrata buru-buru memberikan penjelasan. Aktivitas mengunyah- ngunyah pada sebagian sapi itu disebutnya sebagai ciri hewan memamah biak. Saat sapi beristirahat, serat makanan berupa hijauan dari rumput, jerami, berikut bungkil kedelai dan jagung yang telah masuk ke lambung ”mengalir” kembali ke rongga mulut untuk diperhalus.

Selanjutnya, proses metabolisme menyalurkan sari makanan tersebut untuk menopang pertumbuhan fisik sapi, termasuk menunjang produksi susu. Setiap sapi membutuhkan asupan pakan 10 persen dari total berat badannya.

”Pakan yang memadai dan bermutu menghasilkan susu yang melimpah,” ujar Ogie.

Penjelasan Ogie dilengkapi uraian Jeremy Hockin, ahli ternak sapi perah asal Inggris yang sudah 4,5 tahun bekerja di tempat itu. Dengan atraktif, Jeremy menguraikan, sapi betina dapat dikawinkan secara alami ataupun diberi inseminasi buatan pada usia rata-rata dua tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com