Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tembakau Demo Tolak Hari Tanpa Rokok

Kompas.com - 31/05/2013, 16:00 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei tak hanya diwarnai aksi demo para aktivis antirokok. Komunitas pencinta rokok kretek, petani tembakau, dan seniman di Daerah Istimewa Yogyakarta juga berunjuk rasa dengan tema sebaliknya, yakni menolak hari tanpa merokok. Aksi demo digelar di perempatan Tugu Yogyakarta, Jumat (31/52013) sekitar pukul 10.00 WIB.

Dalam aksinya, komunitas ini menyatakan sikap menolak adanya Hari Tanpa Tembakau. Peringatan itu dianggap sarat kepentingan asing dan tidak memihak para petani. Koordinator aksi, Jantan Putra Bangsa, mengatakan, di balik polemik rokok, ada pertarungan antara perusahaan farmasi dan rokok yang memperebutkan pasar tembakau global.

"Selama lebih dari satu abad, industri rokok telah memberi penghidupan sekitar 30 juta petani tembakau dan cengkeh serta pekerja pabrik. Jika dilarang lantas akan ada berapa ribu orang yang akan menganggur," tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa sektor industri rokok telah menyumbang cukai yang jumlahnya tidak sedikit. Pada 2012, pemasukan dari cukai rokok sebesar Rp 84 triliun. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding setoran PT Freeport kepada pemerintah yang hanya Rp 9 triliun.

"Anehnya, saat aksi melawan tembakau makin intensif, justru impor komoditas ini terus meningkat. Sepanjang 2003-2008, kenaikan impor capai 250 persen," kata Jantan.

Sementara itu, Humas Komunitas Kretek, Ines, menyerukan, daripada menekan produk pertanian tembakau, ada solusi lain yang lebih bijak, yakni kampanye merokok etis.

"Salah satu caranya dengan penambahan ruang khusus merokok di area publik," tegasnya.

Menurutnya, para perokok sadar jika orang lain juga memiliki hak untuk mendapat udara segar.

"Kesadaran itu muncul dengan menjauh dan tidak merokok di area umum," pungkasnya.

Bertolak dari latar belakang itu, Komunitas Kretek mendesak adanya regulasi pertembakauan yang melindungi industri kretek nasional. Mereka juga menolak PP 109/2012 yang dicap hanya menguntungkan kepentingan asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com