Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor untuk Stabilisasi Pasar

Kompas.com - 31/05/2013, 02:41 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Perdagangan memastikan kebijakan percepatan realisasi impor daging dan sapi bakalan dalam rangka stabilisasi harga tidak merugikan peternak kecil. Kalaupun ada pihak yang dirugikan, mereka adalah 26 perusahaan penggemukan sapi dalam negeri.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan itu, Kamis (30/5), di Jakarta. ”Harga ekonomis per kilogram daging sapi hidup di tingkat peternak saat ini Rp 27.000 per kilogram. Namun, perusahaan penggemukan sapi (feedlot) menjual dengan harga Rp 35.000 hingga Rp 36.000 per kilogram. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian. Kalaupun mereka terkena dampak penurunan harga, akan mendapat subsidi silang dari impor,” katanya. Hingga Mei 2013, penggemukan sapi sudah mendapatkan 250.000 ekor sapi bakalan untuk digemukkan.

Menurut Bachrul, kebijakan percepatan realisasi impor daging dan sapi bakalan untuk kepentingan jangka panjang juga. Dalam jangka pendek untuk stabilisasi harga daging sapi menjelang Ramadhan 2013 dengan menyeimbangkan pasokan dan permintaan.

Namun dalam jangka panjang, stabilisasi harga juga dapat mengurangi depopulasi sapi potong, selain penurunan populasi sapi perah.

Bila depopulasi terus berlanjut, peternak sapi juga yang akan dirugikan. Mereka nantinya tidak akan bisa lagi memelihara sapi karena sulit mendapatkan.

Harga daging sapi saat ini sebesar Rp 90.000 per kilogram di pasaran sudah terlampau tinggi. ”Kalau dibiarkan pada saat Ramadhan 2013 harganya akan naik dan tembus Rp 120.000 hingga Rp 125.000 per kilogram, mengingat kenaikan harga daging sapi rata-rata menjelang Lebaran sekitar 30 persen,” kata Bachrul.

Tingginya harga daging sapi akibat tidak adanya keseimbangan permintaan dan penawaran, dan terjadi sejak dilakukan pemangkasan kuota impor daging dan sapi bakalan pada 2012. Berdasar survei yang dilakukan LSM-FEUI tahun 2013, perkiraan kebutuhan nasional daging sapi dengan skenario pesimis sebesar 629.644 ton.

Namun mengacu roadmap swasembada daging sapi 2014, perkiraan kebutuhan daging sapi hanya 524.410 ton. Sebanyak 474.410 ton dipenuhi dari produksi dalam negeri, sisanya sebesar 80.000 ton setara daging dipenuhi dari daging dan sapi bakalan impor. ”Diperkirakan masih terjadi kekurangan pasokan 20.000 ton hingga 75.234 ton sampai akhir 2013” ujar Bachrul.

Terkait pembebasan kuota impor daging kualitas premium (prime cut), daging tersebut hanya untuk pasar khusus seperti hotel, restoran, dan katering. Dan bukan substitusi daging di pasar tradisional. Dengan memenuhi kebutuhan daging di pasar khusus, permintaan terhadap daging di pasar umum secara otomatis berkurang sehingga harga bisa tertekan.

Mengenai keterlibatan Perum Bulog dalam kebijakan stabilisasi harga, pemerintah hanya akan memberikan kuota impor kepada Bulog sebanyak 1.500 ton hingga 3.000 ton. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com