Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebebasan Berbudaya di Jakarta Tak Cukup Baik

Kompas.com - 30/05/2013, 22:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam), Wahyudi Jafar, mengungkapkan, Jakarta menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kebebasan berbudaya yang baik. Namun, provinsi yang dipimpin oleh Joko Widodo ini tidak cukup baik dalam menerapkan praktik toleransi berbudaya.

Hal itu dikatakan Wahyudi saat menyampaikan hasil survei kebebasaan berekspresi di Jakarta, Kamis (30/5/2013). Elsam melakukan survei praktik kebebasan berbudaya di lima wilayah di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Sumatera Barat, Papua, dan Kalimantan Barat. Dari hasil survei tersebut, nilai kebebasan berekspresi yang diperoleh DKI Jakarta hanya 62,5. Ketiga provinsi lainnya, yaitu DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, dan Papua, memperoleh 81,25. Sementara itu, Sumatera Barat memperoleh nilai tertinggi, yaitu 87,5.

Survei ini menggunakan teknik pengumpulan data expert representative. Narasumber yang diambil merupakan para ahli yang tersebar di lima wilayah yang disurvei. Sementara metodologi penelitian yang digunakan yaitu dengan metode kualitatif.

"Dominasi kelompok intoleran dalam menentukan moral masyarakat berpengaruh besar dalam timbulnya pelanggaran ekspresi budaya di Jakarta," kata Wahyudi.

Dirinya menjelaskan, kelompok intoleran tersebut sebenarnya bukanlah kelompok mayoritas yang menentang kebebasan berbudaya. Namun, dengan alasan moralitas dan nilai agama, kelompok intoleran tersebut berhasil melakukan upaya represif terhadap penayangan suatu produk budaya, seperti pemutaran film atau pergelaran musik.

"Hampir seluruh praktik pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi di Jakarta dilakukan oleh kelompok intoleran," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com