Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pernikahan Anaknya, Pria Tua Dibunuh

Kompas.com - 28/05/2013, 02:59 WIB

Yatman (31) terduduk di bangku kayu panjang di depan ruang jenazah Rumah Sakit Palang Merah Indonesia, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (27/5). Ia meratapi ayah mertuanya, Sugandi (63), yang tewas akibat sayatan benda tajam di lehernya. Sugandi dihabisi saat hendak mencari nafkah, menjual es balok di Pasar Anyar.

Jenazah Sugandi ditemukan di genangan air pada jalan di depan Blok A Pasar Anyar, Bogor Tengah, Kota Bogor, sekitar pukul 05.00. Hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasinya biasa berjualan. Jenazahnya ditemukan seorang pedagang yang heran melihat ada orang yang tertidur di genangan air. Saat didekati, pedagang itu melihat genangan air tersebut sudah bercampur darah. Ia lalu memanggil petugas keamanan.

Saat ditemukan, Sugandi tergeletak dalam posisi menyamping. Ia mengenakan sepatu hitam, dengan jaket hitam dan topi. Ada luka memanjang di leher sebelah kanan yang diduga jadi penyebab kematiannya. Dari pemeriksaan luar oleh dokter forensik, tak ditemukan ada luka lain. ”Bapak sudah persiapan seserahan adik ipar saya, awal bulan depan, tetapi malah kejadiannya begini,” tutur Yatman sembari menundukkan kepalanya. Ia menutupi kedua sisi wajah dengan kedua belah tangan.

Sugandi mempunyai dua anak, Fitri (26), istri Yatman, serta Dede (24). Bulan depan, Dede bakal mempersunting kekasihnya. Selama ini, Sugandi masih menjadi salah satu tumpuan keuangan keluarga yang tinggal di Ciapus, Bogor Selatan, itu. Sugandi sudah sekitar 20 tahun bekerja sebagai penjual es batu di Pasar Anyar, bersama dua rekannya.

Setiap hari, sekitar pukul 04.00, Sugandi biasanya sudah bertolak dari rumahnya di Ciapus menuju Pasar Anyar. Ia baru pulang ke rumah sekitar pukul 18.00. ”Hari ini (Senin), Bapak juga keluar pukul 04.00. Saya belum bangun,” tutur Yatman, yang bekerja di salah satu perusahaan mebel di Bekasi. Ia sepekan sekali pulang ke Ciapus.

Tertutup

Malam hari sebelum kejadian, Sugandi terlihat seperti biasa. Yatman mengaku tidak ada kecemasan di raut wajah Sugandi. Namun, ia mengakui ayah mertuanya cukup tertutup kepada anak-anaknya.

”Tetapi, ayah saya enggak punya musuh. Saya tidak tahu apakah ayah meninggal karena berkelahi atau ada yang memang dendam sama ayah mertua saya,” katanya.

Motivasi perampokan dalam pembunuhan Sugandi ditepis penyidik Kepolisian Resor (Polres) Bogor Kota dan Mursidi (42), teman usaha almarhum Sugandi.

Menurut Mursidi, almarhum tidak membawa uang banyak karena tidak memegang uang setoran es balok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com