DENPASAR, KOMPAS.com--Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar meneliti "Mepajar" sebagai pementasan seni sakral menggabungkan gerakan tari yang diwarisi masyarakat Desa Adat Kedonganan, Kabupaten Badung.
"Kesenian sakral sebagai media Mepajar antara lain tari barong ket, barong landung, barong bangkung, telek, jauk, tari rangda dan tari rarung," kata I Made Laksamana Putra, mahasiswa jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, Kamis.
Ia melakukan penelitian dan pengkajian terhadap Mepajar, sebuah pertunjukkan tari sakral di Desa Kedonganan, Kabupaten Badung sebagai persyaratan mengikuti ujian akhir dalam menyandang gelar sarjana (S-1) di lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.
Kegiatan mepajar itu digelar bertujuan untuk memberikan sesuatu hal yang baik kepada masyarakat setempat serta alam sekitarnya.
Pertunjukkan Mepajar memiliki keunikan dan ciri khas pada bentuk pertunjukkan yang dilihat dari penari, tokoh, gerak serta cerita.
Kegiatan Mepajar berawal dari adanya barong Ket di kediaman Jero Mangku yang dipercaya mempunyai kekuatan supra natural.
Masyarakat mendapat petunjuk alam (pewisik) agar menarikan kelengkapan barong ket tersebut seperti sandaran, telek, rarung, rangda dan tari jauk.
Made Laksamana Putra yang melakukan penelitian ilmiah dan menganalisanya itu menjelaskan, pertunjukan Mepajar merupakan tarian sakral yang melibatkan sejumlah tarian lainnya yang menjadi satu kesatuan.
Tarian lainnya itu meliputi tari sandar cenik, telek, sandar gede, barong ket, rarung dan rangda dalam penampilannya diikat oleh struktur serta danya cerita yang digunakan dalam pagelaran.
"Pertunjukan Mepajar berfungsi sebagai sarana ritual untuk memohon agar kehidupan masyarakat dan alam lingkungan dilindungi dari kekuatan negatif," ujar Made Laksamana Putra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.