Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindapatta, Para Bhiksu Susuri Jalan demi Berbagi Kasih

Kompas.com - 23/05/2013, 13:50 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Menjelang Perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2557 BE/2013, tidak kurang dari 100 bhiksu dan Bhiksuni Sangha Theravada dan Mahayana menggelar tradisi Pindapatta. Pindapatta berasal dari Bahasa Pali yang artinya menerima persembahan makanan. Namun dalam perkembangannya persembahan berupa uang pun dilakukan oleh para umat Buddha.

Prosesi Pindapatta diawali dengan doa bersama di tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Alun-alun Kota Magelang sekitar pukul 07.30 WIB. Doa yang dipimpin oleh Ketua Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Bhiksu Tadisa Paramita Mahasta Vira itu berlangsung hikmat.

"Dalam doa ini kita memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia," tutur Bhiksu Tadisa usai berdoa, Kamis (23/5/2013).

Usai berdoa, para bhiksu-bhiksuni kemudian menyusuri Jalan Pemuda atau kawasan Pecinan Kota Magelang sambil membawa patta atau semacam mangkok untuk menerima sedekah dari masyarakat sekitar. Sambil berjalan para Bhiksu itu pun melantunkan pujian-pujian untuk Sang Buddha, mereka menyebutnya Paritta.

Bhiksu Tadisa menjelaskan, tradisi tersebut sudah ada sejak zaman Sang Buddha Gautama, di mana seorang pertapa tidak disibukkan lagi dengan urusan makan atau urusan dunia. Mereka memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menanam jasa pahala.

"Seorang suciwan harus membalas budi kepada masyarakat luas yakni kepada orang tua, negara, guru maupun semua mahluk yang ada di bumi," katanya.

Menurut dia, Pindapatta harus dilakukan sekali setahun menjelang Waisak. Di Thailand yang sebagian besar rakyatnya beragama Buddha, Pindapatta sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Namun di Indonesia, Pindapatta baru rutin dilakukan di Jakarta dan Magelang yang berdekatan dengan Candi Borobudur sebagai pusat ritual Waisak yang akan digelar Sabtu, 25 Mei 2013 mendatang.

"Kenapa Magelang, karena di sini seluruh umat Buddha dunia akan berkumpul di Hari Raya Waisak," ungkapnya.

Untuk tahun ini, kata Bhiksu Tadhisa, tidak hanya diikuti oleh Bhiksu dari Indonesia saja akan tetapi juga mancanegara, seperti Australia, China, Singapura dan Thailand. Melalui tradisi ini, umat Buddha ingin menciptakan jodoh baik dan juga memberikan kesempatan untuk turut membantu lingkungan setempat agar mempunyai rezeki dan terhindar dari malapetaka.

"Sang Buddha senantiasa mengajarkan umat agar tidak serakah, selalu berbuat baik dengan sesama," katanya.

Tradisi ini pun mendapat sambutan baik dari warga, khususnya umat Buddha. Seperti Nana (26), warga Karanggading Magelang Selatan yang sengaja membawa setumpuk amplop putih berisi uang. Meski enggan menyebut nominal rupiah di setiap amplop, dia tetap sabar menanti kedatangan para Bhiksu-Bhiksuni melewati tempat dia berdiri di salah satu sudut Pecinan.

"Kita ingin berbagi kasih dengan sesama agar kita selalu diberi penerangan di hati, uang ini pribadi kami yang sengaja kami sisihkan untuk Pindapatta ini," kata Nana yang juga aktif di kegiatan sosial di Klenteng Liong Hok Bio Alun-alun Kota Magelang.

Hal senada juga diungkapkan Siska (53), warga Jalan Taruma Negara. Ia juga sengaja membawa sekitar 100 amplop untuk diberikan kepada para bhiksu. Menurutnya, Pindapatta merupakan kesempatan yang ditunggu-tunggu untuk mencari pahala dan kebajikan. "Pindapatta ini juga memberikan contoh baik bagi generasi muda agar hati mereka lembut dan selalu berbagi kasih dengan sesama mahluk," kata Siska.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com