Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Bangkai Bagian dari Riset Dasar

Kompas.com - 22/05/2013, 02:35 WIB

Bogor, Kompas - Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) menjadi bagian riset dasar Kebun Raya Bogor yang di bawah pengelolaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bunga langka itu dibudidayakan melalui perbanyakan dengan biji.

”Riset dasar bunga bangkai belum menjadi sentra perhatian pemerintah. Seperti halnya sawit, perlu riset dasar sejak 70 tahun lalu untuk menjadi bermanfaat,” kata Kepala LIPI Lukman Hakim pada peringatan Ulang Tahun Ke-196 Kebun Raya Bogor, Selasa (21/5).

Peringatan ditandai dengan penanaman bibit bunga bangkai di dalam pot. Bibit bunga bangkai itu hasil perbanyakan dengan biji yang dilakukan peneliti LIPI. ”Bunga bangkai sebagai tanaman langka masih terus diriset untuk mengetahui fungsi dan manfaatnya di masa depan,” katanya.

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Mustaid Siregar mengatakan, bunga bangkai awetan telah dipamerkan di kota Goyang, Korea Selatan, 27 April-12 Mei 2013. Bunga itu menyedot perhatian 650.000 pengunjung. Hasilnya, bunga bangkai awetan pertama di dunia itu memperoleh penghargaan Popularity Award.

Peneliti bunga bangkai LIPI, Yuzammi, mengatakan, riset jenis tumbuhan ini penting bagi masa depan. Apalagi, tanaman langka ini belum sepenuhnya diketahui fungsi dan manfaatnya.

Peneliti utama LIPI, Endang Sukara, mengatakan, manfaat umbi tanaman bunga bangkai alias suweg raksasa sudah diketahui antara lain sebagai penyerap.

”Daya serap terhadap air mencapai 400 kali berat umbinya. Ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai bidang,” kata Endang. Umbi bunga ini bisa mencapai berat 100 kilogram.

Umbi suweg yang lebih kecil dan sejenis umbi bunga bangkai telah diteliti periset Institut Pertanian Bogor. Hasilnya, memiliki kandungan serat tinggi yang bermanfaat untuk menyerap kolesterol dalam darah. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com