Mustaid mengatakan, "Butuh 10 tahun bagi tanaman bunga bangkai untuk punya umbi besar hingga 20-25 kilogram menghasilkan bunga. Kita akan mencoba melakukan penelitian untuk mempercepat proses perbungaan."
Tantangan lain adalah pemeliharaan tanaman bunga bangkai muda yang rawan terkena hama nematoda (cacing bersegmen).
Dian menuturkan, penyerbukan buatan dan penelitian tentang teknik budi daya bunga bangkai penting dalam rangka pemanfaatannya. Bunga bangkai bisa dimanfaatkan baik sebagai tanaman pameran yang menjadi ikon konservasi Indonesia maupun sebagai tanaman obat.
"Kalau kita menguasai teknik budi daya, bunga bangkai bisa dimanfaatkan masyarakat luas. Bunga bangkai punya glukomanan yang berkhasiat menurunkan kadar gula," kata Dian.
Sebagai ikon konservasi, pesona bunga bangkai telah terbukti. Beberapa waktu lalu, awetan bunga bangkai memukau publik dalam pameran di Korea. Ke depan, bukan tak mungkin bunga bangkai yang masih hidup dipamerkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.