Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merapi Berasap, Normal

Kompas.com - 20/05/2013, 02:53 WIB

Jakarta, Kompas - Gunung Merapi di Yogyakarta mengembuskan asap putih kehitaman hingga ketinggian 800 meter dari puncak, Sabtu (18/5) pukul 09.20. Masyarakat diminta tetap tenang karena itu tak menandai peningkatan aktivitas. Status Merapi dipastikan tetap Normal.

”Sebelum letusan tahun 2010, Merapi tak pernah mengeluarkan asap saat normal karena ada kubah lava. Saat ini Merapi terbuka, tak ada sumbat lava,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, Minggu (19/5). Sebelumnya, ia menginformasikan, embusan asap teramati petugas di Pos Pengamatan Kaliurang, Jrakah, dan Babadan selama lima menit.

Sumber asap diperkirakan dari dalam kawah di sisi barat laut. ”Hingga kini, tampak asap putih kecoklatan condong ke barat dengan ketinggian 100 meter dari puncak Merapi,” katanya.

Meski mengembuskan asap cukup tinggi, aktivitas kegempaan tak ada peningkatan. ”Kami simpulkan, Merapi tetap dalam status Normal,” kata Surono.

Menurut Kepala Seksi Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Sri Sumarti, 15 Juli 2012, Merapi menyemburkan asap hingga 1.000 meter. ”Masyarakat tak perlu panik. Magma Merapi punya kandungan gas tinggi dan pelepasan gas ini bisa kapan saja. Wajar,” ujarnya.

Fenomena Merapi seperti saat ini sebenarnya pernah terjadi. ”Sebelum tahun 1990, kawah Merapi juga terbuka hingga sedalam 100 meter,” kata Sumarti.

Salah satu gunung api teraktif di Nusantara itu terakhir meletus pada 2010 dan menewaskan ratusan orang, termasuk juru kunci Merapi, Mbah Maridjan.

Perubahan karakter

Surono meminta masyarakat sekitar Merapi memahami perubahan karakter gunung itu. Kini, tanpa kubah lava, curah hujan tinggi memicu terbentuknya uap dan gas. Keluarnya gas itu, di satu sisi menyebabkan tak terjadinya akumulasi tekanan sehingga mengurangi risiko letusan besar.

Namun, embusan gas bisa kapan saja, tanpa tanda kegempaan signifikan. Itu bisa membahayakan pendaki yang mengira Merapi masih seperti dulu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com