Pekerja Tambang Freeport Blokade Jalan, Hanya Izinkan Tim Evakuasi

TIMIKA, KOMPAS.com — Seribuan pekerja tambang menggelar aksi solidaritas dengan melakukan blokade jalan tambang di mil 72 Ridge Camp, Timika, Papua, Rabu (15/5/2013). Mereka menutup jalan dengan tiga alat berat dan mendirikan tenda di tengah jalan tambang.

Ronald Waromi selaku koordinator lapangan aksi solidaritas mengatakan aksi spontan ini mereka gelar sejak Selasa (14/5/2013), menyusul insiden runtuhnya atap salah satu bagian terowongan Big Gossan pada pagi harinya. Insiden tersebut mengakibatkan puluhan pekerja tambang terperangkap.

Dalam aksinya, para pekerja ini memeriksa kendaraan yang keluar masuk lokasi pertambangan. Mereka hanya membolehkan kendaraan yang mengangkut tim Emergency Response Group (ERG), tim medis dari RS SOS Tembagapura, dan pelayanan katering dari PT Pangan Sari Utama. Kendaraan dengan penumpang selain tim ERG, tim medis RS SOS, dan pelayanan katering dilarang melintas.

"Kami hanya meminta teman kami yang ada di dalam cepat dievakuasi keluar. Kami tidak ingin ada aktivitas perusahaan selain upaya evakuasi. Kami ada di sini sebatas menghentikan produksi dan pekerjaan yang ada," jelas Ronald.

Sejumlah pekerja tambang yang ditemui Kompas.com mengatakan, dengan insiden ini, perusahaan harus lebih serius lagi memperhatikan keamanan tempat kerja, khususnya tambang bawah tanah yang menjadi tambang masa depan PT Freeport Indonesia (PTFI). Mengantisipasi kesalahpahaman di antara pekerja yang menggelar aksi solidaritas, terlihat kehadiran petugas keamanan perusahaan, bersama sejumlah anggota Satgaspam Obvitnas PTFI dari TNI-Polri.

Blokade akses jalan ke lokasi tambang, otomatis melumpuhkan kegiatan produksi. Dari barak pekerja yang terletak di Kota Tembagapura mil 68 dan Ridge Camp mil 72 pekerja harus melewati jalan ini untuk mencapai pabrik pengolahan biji dan tambang bawah tanah Big Gossan di mil 74 ataupun tambang terbuka Grasberg.