Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Mati di Merapi Ancam Wisatawan

Kompas.com - 14/05/2013, 19:08 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mendata pohon di empat kabupaten guna mengetahui jumlah pohon mati akibat terkena awan panas gunung Merapi yang meletus 2010 lalu. Sebab pohon itu membahayakan wisatawan.

Kepala TNGM Bambang Darmadja mengatakan, pendataan pohon yang mati dilakukan di Kabupaten Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali. Jika sudah terdata jumlahnya, pihaknya akan segera mengajukan izin penebangan dan pemusnahan ke Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan.

"Isinya meminta izin agar pohon yang mati dan masih berdiri ditebang dan dimusnahkan karena membahayakan wisatawan dan warga yang mencari rumput," terangnya, Selasa (14/4/2013).

Bambang mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan studi kelayakan dan inventarisasi. Setelah selesai, pihaknya mengajukan penebangan ke Dirjen Kehutanan, dan menunggu apakah disetujui atau tidak.

"Kalau disetujui, kami baru akan melakukan langkah-langkah untuk menangani pohon itu," ungkapnya.

Menurutnya, untuk melakukan penebangan dan pemusnahan pohon yang mati harus tidak bertentangan dengan tujuan konservasi yang diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya. Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sejauh ini pihaknya baru sebatas memasang rambu-rambu peringatan di titik-titik yang sering diakses oleh wisatawan dan warga, seperti di wilayah Tlogo Muncar.

"Rencananya rambu-rambu peringatan akan ditambah lagi untuk daerah rawan tumbang dan rawan longsor," tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan TNGM Asep Nia Kurnia mengatakan, daerah yang sangat rawan dengan pohon tumbang ada di Tlogo Muncar. Meski belum mengetahui jumlah pastinya, namun ada sekitar 27 pohon yang mati dan sudah lapuk.

"Jenisnya macam-macam seperti pohon pinus dan pohon damar. Diameternya antara 35 hingga 75 cm dan sewaktu-waktu pohon itu bisa tumbang karena sudah lapuk," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com