Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Terus Kejar Anggota Klewang

Kompas.com - 14/05/2013, 03:50 WIB

Pekanbaru, Kompas - Pengejaran terhadap anggota geng motor yang meresahkan warga terus dilakukan aparat kepolisian. Hari Senin (13/5), Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, kembali menangkap enam anggota geng Klewang.

Polisi mengejar anggota geng yang berstatus pelajar itu hingga ke sekolah masing-masing. Keenam pelajar itu berasal dari SMK Negeri II Pekanbaru, SMP Negeri Tambang, dan SMA Negeri Tambang, Kabupaten Kampar. Dua di antara mereka dianggap sebagai pentolan, yakni RH (16) dan AN (16), siswa SMK Negeri II Pekanbaru. Mereka ditangkap tanpa perlawanan, diawali dengan koordinasi antara petugas dan kepala sekolah.

”Masih ada sekitar 40 orang lagi yang kami kejar,” kata Komisaris Arief Fajar Satria, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.

Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru Komisaris Besar Adang Ginanjar mengungkapkan, penangkapan anggota geng motor yang berstatus pelajar merupakan tindak lanjut dari operasi pengikisan kejahatan yang meresahkan masyarakat di Pekanbaru pekan lalu.

”Kami akan lakukan penangkapan walaupun harus masuk ke sekolah-sekolah. Masyarakat harus merasa aman di jalan pada malam hari,” ujar Adang.

Di Jakarta, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, penindakan dilakukan sesuai kasus dan tindak pidananya. Menurut Boy, kendaraan motor sejauh ini digunakan sebagai sarana untuk melakukan tindak kejahatan.

Kepala Kepolisian Resor Sukabumi, Jawa Barat, Ajun Komisaris Besar Asep Edi Suheri menambahkan, kenakalan remaja yang cenderung mewujud menjadi tindakan kriminal pada umumnya terjadi di wilayah perkotaan. ”Di wilayah Kota Sukabumi nyaris setiap akhir pekan terjadi keonaran yang dilakukan berandalan bermotor. Sebagai biang premanisme, tentu kami tindak,” katanya.

Premanisme

Pendiri Malang Corruption Watch, Lutfi J Kurniawan, mengungkapkan, di antara gejala premanisme yang muncul di Kota Malang, Jawa Timur, perebutan sumber ekonomi pada lahan parkir merupakan gejala yang paling tampak.

Menurut Lutfi, parkir merupakan salah satu problem pelayanan yang dikeluhkan publik, termasuk layanan pendidikan. Keluhan terhadap premanisme parkir di antaranya disampaikan Ny Harianto, salah satu pemilik toko di kawasan luar Pasar Blimbing, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Ny Harianto (50) mengungkapkan, ia telah belasan tahun memiliki dan bekerja di toko di dinding luar Pasar Blimbing. Ia merasa sangat terganggu oleh ulah para tukang parkir di kawasan itu.

”Mereka memarkir kendaraan seenaknya dengan tidak mengindahkan kepentingan toko. Akibatnya, semua toko di tempat ini tertutup oleh kendaraan yang parkir. Selain asap knalpot, toko kami dan seluruh toko di kawasan ini amat terganggu dan kehilangan pelanggan,” katanya. (SAH/ODY/HEI/FER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com