JAKARTA, KOMPAS.com - Bunga bangkai Amorphophallus titanum awetan koleksi Kebun Raya Bogor yang dipamerkan di kota Goyang, Korea Selatan, 27 April-12 Mei 2013, retak. Bunga setinggi 2,2 meter itu retak di bagian tongkol yang menjulang ke atas.
”Pengawetan ini merupakan pengalaman pertama. Keretakan pada tongkol yang menjulang (spadix) akan terus dipelajari untuk menyempurnakan pengawetan berikutnya,” kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid Siregar, Selasa (7/5/2013), di Bogor.
Mustaid mengatakan, ada dua alternatif untuk menangani bunga bangkai awetan setelah selesai dipamerkan. Pertama, bunga bangkai awetan diserahterimakan ke negara melalui Kedutaan Besar RI di Korea. Alternatif kedua, dilakukan lagi pengawetan bunga bangkai di Indonesia sebagai lanjutan niat kerja sama pameran bunga itu.
Semula, bunga bangkai awetan diperkirakan mampu bertahan lima tahun. Secara alami, keindahan bunga bangkai paling lama bisa dinikmati sekitar seminggu. Dalam kondisi mekar hanya mampu bertahan 2-3 hari.
Menurut Mustaid, keretakan pada bagian spadix mungkin akibat diperlakukan sama dengan bagian lain saat pemberian silica gel. Ternyata, tingkat kerapuhan bagian spadix lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lain.
”Dalam pameran di Korea dilakukan perbaikan pada bagian yang retak,” kata Mustaid.
Bunga bangkai termasuk tanaman langka berbunga. Fase kehidupannya muncul bergantian berupa fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semu yang tingginya bisa 6 meter. Lalu layu dan membusuk.
Fase generatif dimulai dengan munculnya bunga. Tapi, tidak serta-merta tumbuh setelah fase vegetatif. Faktor lingkungan memengaruhi. Tumbuhan ini juga memiliki umbi besar.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Witjaksono, ada berbagai metode pengawetan tanaman. Teknologi pengawetan bunga bangkai akan menunjang penyebaran informasi dan pengetahuan keanekaragaman hayati yang tidak mudah dijumpai. (NAW)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.