Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Diblokade, Arus Lintas Seram Lumpuh Total

Kompas.com - 07/05/2013, 22:02 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

MASOHI, KOMPAS.com - Arus transportasi yang menghubungkan tiga kabupaten di Pulau Seram, yakni Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) lumpuh total menyusul aksi pemblokiran jalan secara adat oleh ratusan warga tujuh desa di Kecamatan Elpaputih Selasa (7/5/2013).

Aksi ini merupakan buntut dari protes warga atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 18 tahun 2013 yang menetapkan tiga desa di kawasan tersebut yakni Desa Wasia, Samasuru dan Sanahu sebagai wilayah administratif Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Ketiga desa ini merupakan desa yang disengketakan antara Kabupaten Maluku Tengah dan SBB.

Kapolres Maluku Tengah, Ajun Komisaris Besar Polisi, Udi Juswanto kepada Kompas.com saat dihubungi Selasa malam, mengatakan, sebelum memblokir jalan dengan cara membuat dinding dari beton diatas ruas jalan, warga sebelumnya melakukan ritual adat.

"Warga memblokir jalan secara adat tepat di atas Jembatan Kali Mala yang menjadi wilayah sengketa kedua kabupaten," kata Udi.

Akibat pemblokiran itu, kata Udi, arus transportasi dari dan menuju Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah lumpuh total. Kendaraan yang hendak menuju Kabupaten Seram Bagian Barat dari Masohi dan SBT begitupun dari arah SBB menuju Masohi tertahan di Kali Mala.

Akibat aksi itu para penumpang menjadi terbengkalai dan tak melanjutkan perjalanannya. "Sampai malam ini pemblokiran masih dilakukan. Dan arus transportasi masih lumpuh total," kata Udi.

"Kita terjunkan dua peleton polisi dan ada juga satu peleton TNI," ujarnya.

Dia mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh adat dan tujuh kepala desa di wilayah tersebut.

"Kita terus bangun koordinasi. Tapi memang warga menginginkan adanya penjelasan resmi dari Gubernur Maluku. Karena ini soal masalah adat kita juga meminta agar warga pengguna jalan dapat memahami hal tersebut," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com