Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2013, 11:09 WIB
|
EditorGlori K. Wadrianto

Suku Polahi yang ditemui Kompas.com di Hutan Homohulo, Paguyaman, Kabupaten Boalemo, memang menepis sedikit cerita mistis dan misteri yang melingkupi mereka selama ini. "Kami sudah berpakaian sejak lama sekali, tidak lagi telanjang, sudah malu dilihat orang kalau turun ke kampung untuk ke pasar," ujar Mama Tanio, salah satu perempuan Polahi yang ditemui dalam bahasa Gorontalo dengan dialek khas Polahi.

Bahkan menurut Mama Tanio, tayangan sebuah TV swasta nasional beberapa waktu lalu yang memperlihatkan mereka dalam keadaan telanjang, tidak lagi murni seperti itu. "Baba Manio dibayar untuk telanjang waktu itu," aku Mama Tanio yang merupakan istri Baba Manio, Kepala Suku mereka.

Kini, walau belum menghafal sistem penanggalan modern dengan benar, Polahi di Hutan Humohulo setiap pekan turun ke pasar desa untuk menjual hasil kebun mereka dan berbelanja kebutuhan hidup mereka. Bahkan, para Polahi kini menawarkan jasa sebagai buruh angkut barang para penambang yang melewati permukiman mereka.

Setidaknya, Polahi kini sudah mengenal nilai tukar uang. Bahkan. anak-anak Polahi yang sudah dewasa kini sudah mahir menggunakan telepon seluler untuk komunikasi dengan warga lainnya. Kondisi ini mengindikasikan sebenarnya Polahi bisa membuka diri dari sentuhan peradaban sosial.

Pendekatan dari pemerintah untuk membuat mereka mengenal agama dan pendidikan memerlukan kajian yang tepat agar penanganan kehidupan sosial mereka tepat sasaran.

Pemerintah pernah menyediakan mereka lokasi Rumah Layak Huni (Mahayani) di Desa Bina Jaya dengan membangun sembilan rumah untuk mereka huni. Namun, Polahi lebih memilih kembali ke hutan. "Tidak tahan tinggal di kampung, panas sekali, dan kami tidak bisa berkebun," ujar Mama Tanio memberi alasan.

Kebiasaan primitif yang hingga kini masih terus dipertahankan turunan Polahi adalah kawin dengan sesama saudara. Karena tidak mengenal agama dan pendidikan, anak seorang Polahi bisa kawin dengan ayahnya, ibu bisa kawin dengan anak lelakinya, serta adik kawin dengan kakaknya.

Selain di Paguyaman, suku Polahi juga bisa ditemui di daerah Suwawa dan Sumalata. Semuanya berada di sekitar Gunung Boliyohuto, Provinsi Gorontalo. "Memang untuk bertemu dengan Polahi primitif nyaris mustahil, tetapi beberapa orang meyakini hingga kini masih bertemu dengan mereka," kata Rosyid lagi. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com