Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 11 Tahun, Jadi Pengamen demi Hidupi Keluarga

Kompas.com - 07/05/2013, 10:15 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Tak ada raut penyesalan di wajah Doni Reningcahyono, bocah 11 tahun yang menjadi seorang pengamen jalanan di Kota Bandung. Profesi tersebut dijalaninya untuk menghidupi keluarganya.

Uang sebesar Rp 15.000, paling besar, dari hasil mengamen setengah hari, dipergunakannya untuk sekadar membeli beras, demi kelanjutan hidup ibunya Neneng Agustin dan keempat orang adiknya yaitu Soleh (8), Deden (5), Fitri (4), dan Sukma (1).

Uang hasil ngamen itu ternyata tidak diberikan Doni kepada sang ibu seluruhnya. Demi melancarkan sekolahnya, Doni menyisihkan Rp 3.000 untuk bekal jajannya saat menuntut ilmu di sekolah. "Sebagian juga ngasih buat jajan adik setiap hari," ujar bocah yang sering mengamen di sekitaran Kantor Samsat Bandung Tengah itu.

Tak sampai di situ, uang hasil keringatnya berpanas-panasan di tengah Kota Bandung yang bising oleh deru kendaraan bermotor masih disisihkannya sebagian untuk tabungannya. Bukan untuk membeli mainan seperti kebanyakan anak-anak. Uang tersebut justru dipergunakannya setiap kenaikan kelas untuk membeli perlengkapan sekolah.

"Uang tabungannya untuk beli buku dan perlengkapan," kata Doni.

Rasa bangga dapat menghidupi keluarganya itu mungkin telah menghapus rasa malunya di sekolah. Pasalnya, untuk anak seusia Doni, seharusnya sudah duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar. Namun, karena terlalu mementingkan urusan perut ibu dan keempat adiknya, bocah yang bercita-cita menjadi tentara itu harus merasakan putus sekolah. Kini, Doni harus belajar satu kelas dengan adiknya, Soleh, di kelas 2 SD.

"Pernah juga dimasukin sekolah ke kelas 4, tapi dikeluarin karena enggak masuk satu tahun, soalnya waktu itu ikut sama paman. Ya, jadi sekarang ngulang lagi" ujarnya terurai senyum.

Diakui Doni, keinginannya untuk mengamen di jalan bukan karena diperintah oleh ibunya. Dengan tulus bocah itu menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa profesi yang dipilihnya sebagai pengamen jalanan atas dasar kemauannya sendiri. Hal tersebut lantaran Doni merasa iba kepada ibunya yang tidak mendapatkan penghasilan tetap dari usahanya berdagang makanan kecil, setelah ditinggal sang ayah beberapa tahun lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com