BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com- Pembudidaya ikan kerapu di Lampung menghentikan sementara waktu ekspor kerapu sebulan terakhir. Mereka memilih menahan ikan-ikan itu di keramba-keramba jaring apung.
Menurut Ketua Forum Komunikasi Kerapu Lampung (Fokkel) Mulia Bangun Sitepu, Jumat (3/5/2013), penghentian sementara ekspor kerapu ke China ini terjadi menyusul adanya penerapan tambahan bea masuk impor ikan di Hongkong sekitar 10 persen.
"Padahal, sebagian besar ekspor kerapu kami adalah ke China melalui pintu Hongkong. Atas kenaikan biaya itu, buyer meminta itu dibebankan ke penjual, kami. Akibatnya, harga jual kerapu (bebek) yang tadinya 50 dollar AS minta diturunkan jadi hanya 45 dollar AS. Ya, kami tolak," tuturnya.
Untuk sementara waktu, menunggu perkembangan, pihaknya memilih menghentikan sementara penjualan kerapu untuk eskpor. "Sementara ini kami memilih membesarkan dulu ikan di keramba, hingga waktu belum ditentukan," tuturnya.
Kondisi ini membuat para pembudidaya ikan kerapu di KJA di Lampung, khususnya Pantai Ringgung, Pesawaran, kian terpuruk. Sebelumnya, mereka juga terpukul oleh kasus pasang merah (ledakan fitoplankton) yang membunuh ratusan ribu ikan budidaya di Teluk Lampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.