Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Terpaksa Berbagi, Satu Ruang, Tiga Kelas...

Kompas.com - 03/05/2013, 10:16 WIB
Irma Tambunan

Penulis

Sejalan dengan berkembangnya program transmigrasi nasional, interaksi dengan orang desa sekitar mulai tumbuh. Ketika sebagian Orang Rimba memperoleh bantuan permukiman dan sekolah dari pemerintah, sejumlah orangtua mulai terbuka menyekolahkan anaknya. Saat ini, dari 140 siswa terdaftar di SDN 191, hanya 12 siswa berasal dari kalangan non-rimba. Itu menandakan tingginya minat sekolah Orang Rimba.

Pemangku Adat Orang Rimba dari Kelompok Kedundung Muda, Basemen, mengatakan, sebagian besar Orang Rimba kini memiliki kesadaran untuk menempuh pendidikan. Namun, sistem pendidikan yang diterapkan pemerintah belum memperhatikan adat dan budaya lokal. ”Anak laki-laki wajib membantu orangtua bekerja. Namun, bukan berarti kami tak ingin mereka pintar,” ujar dia.

Selama ini banyak siswa tidak masuk ke sekolah, menurut dia, bukan karena malas. Anak-anak itu tetap belajar dalam rimba setelah membantu orangtua. Mereka difasilitasi relawan dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi. Relawan menginap selama dua pekan sekali untuk mendidik anak-anak. Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru relawan menyesuaikan diri dengan berpakaian setempat, yaitu bercawat untuk laki-laki serta bersarung dan berkemben untuk perempuan. Penyesuaian dengan adat setempat diyakini memacu semangat anak belajar.

Saat ini lebih dari 400 anak rimba telah melek huruf dan angka. Kemampuan baca, tulis, dan hitung mereka peroleh bukan dari sekolah umum, melainkan melalui kegiatan sekolah khusus dalam rimba. Beberapa di antara anak-anak rimba bahkan telah mencapai tingkat sekolah menengah atas. Ada pula yang menjadi penyiar radio. Salah satu anak Basemen, yakni Beteguh, menjadi juara kelas di SMP 12 Satu Atap Sarolangun.

Ia berharap pemerintah jangan memaksakan anak rimba mengikuti pola pendidikan umum. Selama kegiatan pendidikan berlangsung di luar wilayah kehidupan Orang Rimba, selama itu pula kegiatan belajar-mengajar seolah berlangsung setengah-setengah. Sementara anak-anak rimba memiliki semangat tinggi untuk pintar. Mereka juga memiliki cita-cita yang tinggi sebagaimana anak lain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com