Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdakwa Korupsi UNJ Bantah Aliran Dana

Kompas.com - 02/05/2013, 19:43 WIB
Amir Sodikin

Penulis

Tentukan HPS sendiri

Tri Mulyono mengakui jika penentuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tanpa melalui rapat-rapat panitia. Fakhruddin juga menegaskan, ia juga tak tahu soal rapat-rapat dan tak terlibat ikut dalam rapat-rapat panitia.

 

"Apa Ketua Panitia pernah menghadap ke Saudara untuk lapor panitia sudah survei ke lapangan terkait peralatan laboratorium?" tanya Pangeran Napitupulu yang dijawab tidak oleh Fakhruddin.

 

"Saya tidak melakukan apa-apa, hanya menunggu laporan sudah dilaksanakan," lanjut Fakhruddin. HPS sudah ada di meja Fakhruddin dan sudah selesai ditanda tangani semua. "Di situ saya hanya mengetahui dan menyetujui. Saya tanya apakah sudah sesuai dengan prosedur, dijawab sudah," kata Fakhruddin.

 

"Dosen itu memang sering pake kacamata kuda, lurus ke depan Hanya tanya sudah beres atau belum sudah cukup. Tahu kenapa kuda pakai kacamata?" sindir Pangeran kepada Fakhruddin.

 

"Supaya tidak lihat yang lain-lain," jawab Fakhruddin yang disambut tawa pengunjung sidang.

 

Baik Fakhruddin maupun Tri Mulyono juga mengaku tak pernah bertemu dengan pemenang lelang sebelumnya yaitu PT Marel Mandiri. Mereka juga tak tahu jika pekerjaan tender itu akhirnya bukan dikerjakan oleh PT Marel melainkan oleh PT Anugerah Nusantara.

 

Dalam sidang sebelumnya, saksi dari para anggota panitia juga mengakui tak pernah diajak membuat HPS dan juga tak pernah melakukan survei untuk pembuatan HPS. Anggota panitia juga mengaku tak pernah mengadakan rapat dan mengaku sibuk dengan kegiatan di luar kepanitian pengadaan peralatan laboratorium.

 

Jaksa penuntut umum mendakwa Tri Mulyono dan Fakhruddin terlibat pembicaraan proyek sejak awal dengan orang-orang dari Grup Permai yang dikendalikan M Nazaruddin. Terdakwa Tri Mulyono juga dianggap menetapkan sendiri para pemenenag lelang yang disetujui Fakhruddin.

 

Walaupun demikian, baik Fakhruddin maupun Tri Mulyono sama-sama menyesali perbuatan mereka. "Saya menyesal dengan kemampuan yang saya miliki, akhirnya kejadiannya seperti ini," kata Fakhruddin.  (Amir Sodikin)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com