Kasus Asusila di Gunungkidul Tiap Tahun Meningkat

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus tindakan asusila yang melibatkan anak di bawah umur di Kabupaten Gunungkidul setiap tahun cenderung meningkat.

Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Gunungkidul, tahun 2013 hingga bulan Maret, jumlah kekerasan seksual yang melibatkan anak mencapai 16 kasus. Sementara pada tahun 2012 hanya 59 kasus.

Sedangkan data yang dimiliki oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Gunungkidul, kasus pencabulan yang melibatkan anak di bawah umur hingga Maret 2013 mencapai 9 kasus.

Manajer Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi Yayasan Rifka Annisa Yogyakarta Muhammad Thonthowi mengatakan, perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi informasi, menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus kekerasan dan pelecehan seksual di kalangan remaja.

"Internet akhirnya menjadi pedang bermata dua. Kemudahaan akses internet banyak disalahgunakan oleh remaja untuk hal yang negatif," terangnya, Selasa (30/4/2013).

Lebih lanjut ia menjelaskan, selain kemudahan akses internet, maraknya kasus tindakan asusila ini diperparah dengan minimnya pengawasan orangtua. Seharusnya, kata Muhammad Thonthowi, keluarga menjadi benteng utama perkembangan zaman yang bisa sewaktu-waktu mempengaruhi perilaku anak.

"Orangtua dan sekolah harus terus memberikan pendampingan dan pendidikan norma-norma. Pasalnya usia remaja merupakan masa mencari jati diri," ungkapnya.

Ia berharap Pemkab Gunungkidul menindak tegas warnet yang menggunakan bilik tinggi. Selama ini, menurutnya, pemkab kurang memperhatikan hal tersebut sehingga warnet kerap digunakan remaja untuk berbuat tidak senonoh.