Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Muamalat: Lebih Menarik Perumahan Ketimbang UKM!

Kompas.com - 29/04/2013, 14:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Arviyan Arifin menilai, pembiayaan sektor konsumer, khususnya pembiayaan perumahan, lebih menarik dibanding meminjamkan dana kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMPKM). Pertumbuhan sektor perumahan cukup tinggi.

"Memang, banyak bank melakukan pembiayaan ke sektor UMKM, namun kami melihat sektor yang lebih menarik itu konsumer, khususnya pembiayaan perumahan, karena sektor konsumer ini pertumbuhannya cukup tinggi," kata Arviyan di sela paparan kinerja keuangan Bank Muamalat tahun 2012 di Jakarta, Senin (29/4/2013).

Arviyan menyebutkan, Muamalat akan memberikan porsi pembiayaan untuk sektor konsumer sebesar 37 persen, sedangkan untuk UMKM porsinya 20 persen. Dalam tiga tahun terakhir pembiayaan Bank Muamalat terhadap sektor tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 40-45 persen. Pertumbuhan itu diikuti dengan kemampuan perusahaan dalam memitigasi risiko di sektor tersebut.

"Pembiayaan konsumer ini lebih aman dan risikonya bisa kami mitigasi. Selain itu, permintaan pembiayaan perumahan juga terus tumbuh," ujarnya. 

Di sisi lain, lanjut Arviyan, Muamalat tetap akan mendorong dan mengoptimalkan pembiayaan di sektor mikro. Menurut dia, dalam melakukan pembiayaan, Muamalat akan memanfaatkan sekaligus mengoptimalkan keberadaan 442 jaringan kantornya yang tersebar di Indonesia.

"Kami tetap akan mendorong pembiayaan mikro karena hal itu masuk dalam strategi kami juga, sedangkan untuk sektor konsumer sendiri akan ada ratusan kantor cabang yang kami fokuskan menggarap bisnis konsumer," ujar dia.

Menurut dia, Muamalat menargetkan pembiayaan sepanjang 2013 tumbuh 37 persen secara year on year menjadi Rp 45 triliun dengan porsi pembiayaan ritel 57 persen (konsumer 37 persen dan UMKM 20 persen) serta korporasi 43 persen. Sedangkan perolehan laba setelah pajak 2013 ditargetkan mencapai Rp 800 miliar atau tumbuh 80 persen dibandingkan 2012 sebesar Rp 389,4 miliar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com