Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Jangan Hanya Menjiplak Jakarta

Kompas.com - 26/04/2013, 20:31 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Pemerintah daerah diharapkan tidak hanya menjiplak konsep pembangunan ekonomi di Jakarta. Daerah harus dikembangkan dengan pendekatan berbasis pada potensi lokal. Demikian dikatakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menjadi narasumber National Leadership Training di Surabaya, Jumat (26/4/2013).

Acara tersebut diikuti oleh aktivis mahasiswa dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yakni Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.

"Daerah jangan latah menjiplak Jakarta karena potensi dan permasalahannya sangat berbeda. Selama ini, ada salah kaprah, indikator kemajuan daerah adalah pembangunan pusat perbelanjaan dan swalayan modern. Padahal, belum tentu mal bisa menjadi penggerak ekonomi yang signifikan," ujar Anas.

Yang seharusnya menjadi indikator kemajuan daerah adalah pertumbuhan ekonomi yang bermuara pada pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran, seperti pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang terus menggeliat.

Pada 2011, ekonomi Banyuwangi tumbuh 7,02 persen, lalu terkerek ke level 7,18 persen pada 2012. Level pertumbuhan ini berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional yang pada 2012 sebesar 6,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi tersebut bermuara pada pengentasan kemiskinan. Ada kecamatan yang tingkat kemiskinannya semula di atas 20 persen kini tinggal 4 persen. "Itu indikator pembangunan ekonomi daerah. Harus tepat guna dan tepat hasil, tidak asal menjiplak kota-kota besar," ujarnya.

Anas memaparkan, Banyuwangi sengaja mengambil penempatan posisi yang berbeda dengan daerah-daerah lain. Untuk memacu sektor pariwisata, misalnya, Banyuwangi mengembangkan konsep pariwisata berbasis kekayaan alam (eco-tourism).

"Kami kembangkan Banyuwangi yang tak hiruk-pikuk, tak perlu disulap menjadi rimba mal karena eco-tourism ini bakal menjaring wisatawan segmen high-end yang mencari ketenangan alam, butuh petualangan-petualangan baru berbasis alam. Kalau cari model wisata yang hiruk-pikuk, cukup ke Surabaya saja," katanya.

Menurut Anas, dalam mengembangkan dan memasarkan daerah, diperlukan segmentasi, target, dan posisi yang tepat. Strategi ini harus bersandar pada potensi lokal biar tepat guna dan tepat hasil. "Karakteristik lokal harus dijadikan dasar pembangunan dan paling utama tidak semua daerah harus jadi Jakarta, Surabaya, atau Bali," ucap Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com