PEKANBARU, KOMPAS.com - Bahan bakar solar untuk kendaraan bus dan truk masih langka di perbatasan Kota Pekanbaru dan wilayah sekitar, seperti Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar, Riau. Kondisi itu membuat pengemudi kendaraan harus antre mencapai empat jam hingga lima jam.
"Untuk mendapatkan solar 60 liter, kami terpaksa menunggu lima jam di SPBU Kecamatan Tambang, Kampar," kata Syahrizal Ameh (41) pengemudi truk saat ditemui di Pekanbaru, Jumat (26/4/2013).
Syahrizal terpaksa harus menunggu kedatangan truk tangki membawa BBM sampai lima jam, agar perjalanan mengangkut bahan material ke Padang, Sumbar dapat dilanjutkan.
Kelangkaan solar juga terjdi di SPBU Muara Fajar, di perbatasan dengan Kabupaten Siak, dan di SPBU di Kecamatan Siak Hulu, Kampar. Ratusan kendaraan antre menunggu menyebabkan lalu lintas tersendat.
Sejak Kamis (25/4/2013) ruas jalan Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis, hingga menjelang Kota Dumai, pun terjadi antrean panjang kendaraan mencapai 40 kilometer. Para pengemudi truk dan bus terpaksa menghentikan kendaraan, menunggu persediaan BBM datang dari Dumai.
Pihak pengelola SPBU setempat hanya menyediakan solar nonsubsidi dengan harga Rp 10.800 per liter, sehingga pengemudi bus dan truk tidak sanggup membeli dan memilih antre.
Di sekitar lokasi SPBU terdapat sejumlah warga menjual solar dengan menggunakan galon ukuran besar dengan harga Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per liter.
Tukiman (38), pengemudi truk ditemui di SPBU Muara Fajar, Rumbai, Pekanbaru, mengharapkan, distribusi solar harus ditertibkan dan jangan merugikan pengemudi truk pembawa bahan material dan keperluan lain.
Sumber: Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.