Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Palembang Makin Sulit Dapat Elpiji 3 Kg

Kompas.com - 26/04/2013, 08:20 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Warga Kota Palembang akhir-akhir ini semakin sulit mendapatkan gas elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram, karena persediaan di pangkalan resmi mitra Pertamina dan warung di sekitar permukiman penduduk setempat semakin langka.

"Sekarang ini semakin sulit mendapatkan gas elpiji 3 kg, jika tidak membayar lebih dari harga eceran tertinggi Rp14.000 per tabung sampai kapanpun tidak akan dapat pasokan," kata Dedi, salah seorang pedagang gorengan di kawasan Bukit Besar, Palembang, Jumat (26/4/2013).

Menurut dia, pangkalan resmi gas elpiji yang biasa memasok kebutuhan rumah tangganya dan untuk usaha gorengan, mengalami pengurangan pengiriman tabung gas dari agen sehingga stoknya terbatas.

Akibat terbatasnya stok yang dimiliki pengelola pangkalan mitra Pertamina itu, pembelian tidak bisa dilakukan seperti biasanya, karena setiap ada pengiriman tabung gas sudah banyak warga yang antre sehingga tidak semua kebagian.

Untuk mengatasi kesulitan mendapatkan gas elpiji tersebut, dia harus berupaya mencari ke sejumlah tempat yang masih memiliki stok dengan membayar hingga Rp 20.000 per tabung. Ia berharap pemerintah segera mengatasi kelangkaan tersebut.

"Jika harus menaikkan harga, langsung saja ditetapkan dan segera direalisasikan daripada sekarang ini harganya di pasaran sudah mengalami kenaikan. Masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah sulit untuk mendapatkannya, baik untuk keperluan rumah tangga maupun usaha kecil," ujarnya.             

Warga Palembang lainnya Riki mengharapkan, pihak Pertamina melakukan penertiban dan pengawasan secara serius peredaran gas elpii terutama tabung ukuran tiga kilogram, karena akhir-akhir ini diperdagangkan di atas harga eceran tertinggi.

"Sesuai ketentuan harga gas elpiji 3 kg tidak boleh dijual melebihi batas ketentuan yang telah ditetapkan Pertamina. Kenyataannya di lapangan terjadi penyimpangan, namun terkesan dibiarkan saja," ujarnya.

Menurut Riki, harga gas elpiji isi 3 kg di wilayah permukiman sekarang ini mencapai Rp 20.000 per tabung. Padahal biasanya paling mahal Rp 14.000 per tabung.

Tingginya harga gas elpiji akhir-akhir ini dipengaruhi sulitnya mendapatkan barang bersubsidi itu di tingkat pangkalan gas elpiji resmi binaan Pertamina, dan warung penyedia kebutuhan pokok yang ada di sekitar lingkungan permukiman penduduk setempat.

Pengurus Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Dan Gas Bumi (Hiswanamigas) Kota Palembang, mengatakan telah berupaya meningkatkan pengawasan agen dan pangkalan gas elpiji ukuran tiga kilogram, guna menghindari terjadinya penyimpangan pendisitribusian barang bersubsidi itu.

"Dengan pengawasan ketat jika terjadi indikasi penyimpangan pendiistribusian gas elpiji 3 kg, kepada masyarakat yang tidak berhak bisa segera dilakukan penertiban," kata Ketua DPC Hiswanamigas Palembang, Alfis Syahrin.

"Beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan penertiban terhadap tiga agen gas elpiji 3 kg, yang kedapatan mendistribusikan bahan bakar bersubsidi itu kepada pengelola usaha rumah makan," kata Alfis.


Sumber: Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com