Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Problem Kemiskinan, 15 Balita di Malang Alami Gizi Buruk

Kompas.com - 25/04/2013, 11:50 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Penyandang gizi buruk di Kota Malang, Jawa Timur tahun 2013 ini tercatat berjumlah 15 bayi berusia di bawah lima tahun. Kondisi ini diyakini sebagai ekses dari masalah kemiskinan yang ada di wilayah Malang. Angka 15 balita ini  berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.

Di dalam data Dinkes tersebut pun terungkap, tahun 2011 terdapat 72 balita gizi buruk, dan 2012 menurun menjadi 28 balita gizi. "Sementara pada tahun 2013 ini, ada 15 balita gizi buruk. Jujur kami belum bisa mencanangkan nol balita gizi buruk. Harus ada kerjasama semua pihak yang berkaitan dengan penanganan hal tersebut," kata Kepala Dinkes Kota Malang, Supranoto, Kamis (25/4/2013).

Berdasarkan data yang ada, mayoritas balita penyandang gizi buruk itu berasal dari keluarga miskin yang minim pemahaman tentang asupan gizi. "Kami bisa nol gizi buruk pada balita asal pemerintah berhasil menghapus kemiskinan. Karena gizi buruk itu akibar kemiskinan," katanya lagi.

Setiap daerah secara nasional mencanangkan tiga persen balita dengan gizi buruk dari total seluruh balita pada 2014. Adapun jumlah balita gizi buruk di kota Malang tidak ada tiga persen dari total jumlah balitanya. "Balita di Kota Malang sebanyak 67.486 balita pada tahun 2013 dan 61.272 balita pada 2012. Penanganannya perlu melibatkan semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Mulai dari sisi kesehatan, masalah kemiskinan dan persoalan sosial lainnya," kata Supranoto.

Tahun 2013 Dinkes Kota Malang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 547 juta untuk penanganan gizi buruk. "Baik untuk pemberian suplemen makanan rehabilitasi, transisi, multivitamin dan multimineral kegiatan penanggulangan kekurangan energi protein," ujar Supranoto.

Menanggapi temuan tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Fransiska Rahayu Budiwiarti terlihat geram. Pihaknya akan memanggil pihak Dinkes Kota Malang, dan mempertanyakan mengapa masih ada balita gizi buruk di wilayah ini. "Karena selama ini kami tidak pernah mendapat laporan dari Dinkes. Kondisi balita dengan gizi buruk itu harus dihilangkan di Kota Malang. Selama ini jumlah warga miskin penerima beras untuk keluarga miskin (raskin) sudah jauh menurun dibanding tahun sebelumnya," tegasnya.

Sementara, Pemkot Malang mengklaim tingkat kesejahteraan sudah terus meningkat. Tetapi, kenyataannya, masih ada balita gizi buruk. "Ini memalukan. Kami harus mendengar penjelasan langsung dari Dinkes kota Malang," tegas Fransiska.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com