Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutan Lhoknga Krisis Fasilitas Produktif bagi Napi

Kompas.com - 23/04/2013, 15:32 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Belasan narapidana anak yang ada di Rumah Tahanan Jantho di Lhoknga mengalami krisis fasilitas untuk pengembangan diri dan kreativitas. Alhasil anak-anak tidak memiliki kegiatan aktif yang bisa dijadikan bekal ketika mereka bebas dari rutan nantinya.

Kepala Rutan Lhoknga Muhamad Kameily mengakui keterbatasan yang dimiliki rutan saat ini. "Kami pun sedang berusaha juga agar anggota binaan rutan bisa mendapatkan berbagai fasilitas untuk beraktivitas di rutan, sehingga mereka juga punya bekal untuk melanjutkan hidup di luar rumah tahanan nanti," jelas Kemily saat menerima tim Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Aceh, Selasa (23/4/2013).

Selain itu, sebut Kameily, saat ini juga belum ada rumah tahanan khusus bagi perempuan dan anak, sehingga mereka masih disatukan dengan tahanan laki-laki dewasa.

"Kalau di rutan sini, ya kita bagi blok saja, jadi ada blok perempuan terdiri dari dewasa dan anak, serta blok laki-laki yang juga terdiri dari anak laki-laki dan laki-laki dewasa," katanya.

Sementara itu, untuk melengkapi sebagian fasilitas bagi penghuni rutan, khususnya anak-anak, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Aceh (FJPI-A) menyumbangkan satu unit pustaka untuk Rutan Jantho di Lhoknga. Pustaka yang disumbangkan terdiri dari buku, rak dan kursi.

Ketua FJPI-Aceh, Saniah LS, mengatakan, buku-buku yang disumbangkan adalah buku bacaan ilmu pengetahuan popular dan beberapa buku laris di pasaran.

"Buku-buku yang kami sumbangkan selain dari koleksi anggota FJPI-A juga merupakan sumbangan dari sejumlah donator," kata Saniah.

FJPI-A berharap buku-buku yang disumbangkan bisa menambah pengetahuan untuk penghuni rutan, khususnya anak-anak. Apalagi, anak-anak penghuni rutan ini masih berusia sekolah, dan selama di rutan pastinya mereka tidak pernah lagi mendapat ilmu pengetahuan.

"Jadi buku-buku ini diharapkan bisa membantu mereka untuk menambah pengetahuan lagi, sehingga ketika mereka kembali ke sekolah sehabis masa tahanan di rutan, masih bisa meng-update pengetahuan yang mereka miliki," ujar Saniah.

Kunjungan ke Rutan Jantho di Lhoknga ini juga diikuti oleh Forum Peduli Anak Aceh (FPAA), Divisi Perempuan AJI Kota Banda Aceh, serta aktivis remaja dari Gen-K dan Modelling ZVM. Saat ini Rutan Jantho di Lhoknga memiliki 14 napi anak laki-laki, 4 napi anak perempuan, 56 napi perempuan dewasa, dan 39 napi laki-laki dewasa.

Rz (14), seorang napi anak berharap bisa melanjutkan pendidikan lagi selepas bebas dari rumah tahanan. "Saya berharap tidak dikucilkan kalau nanti keluar dari sini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com