Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta dan KRL Pakai E-Tiket

Kompas.com - 23/04/2013, 03:26 WIB

Jakarta, Kompas - Penggunaan tiket elektronik (e-tiket) mulai dilakukan operator kereta rel listrik dan Unit Pengelola Transjakarta Busway. Meski belum sempurna, tiket elektronik diharapkan memudahkan penumpang dan membuka peluang integrasi sistem antarmoda angkutan massal.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter Jabodetabek mengujicobakan tiket elektronik kereta rel listrik (KRL) di jalur Jakarta Kota-Depok, Senin (22/4). Uji coba dilakukan hingga pelaksanaan sepenuhnya di bulan Juni.

Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo mengatakan, uji coba dilakukan untuk mengecek kesiapan sistem, petugas di loket, pintu masuk peron, serta menyosialisasikan sistem kepada penumpang. Tiket elektronik yang digunakan saat ini masih berupa tiket untuk satu kali perjalanan.

”Setelah sistem berjalan seluruhnya di bulan Juni, penumpang akan dimudahkan karena tiket elektronik bisa digunakan untuk setiap perjalanan KRL. Tiket elektronik ini nantinya menerapkan sistem potong saldo. Saldo tiket bisa diisi ulang penumpang,” ujarnya.

Jalur Jakarta Kota-Depok dipilih karena prasarana pintu elektronik dan mesin penyedia kartu di loket sudah terpasang.

Operator menyediakan dua jenis tiket, yakni tiket warna merah untuk penumpang commuter line dan tiket warna hijau untuk penumpang ekonomi.

Dari 1.700 tiket elektronik yang disediakan, kemarin, baru 830 yang terjual. Penjualan tiket elektronik pada hari pertama dibatasi pukul 10.00 hingga pukul 12.00. Waktu uji coba akan terus ditambah pada hari selanjutnya, sampai pemberlakuan penuh sistem ini.

Karena sistem belum berjalan penuh dan masih ada dua jenis kelas KRL, petugas masih melakukan pengecekan tiket di atas kereta. Petugas membawa alat untuk membaca tanggal berlaku dan tujuan yang tertera dalam tiket yang dipegang penumpang.

Uji coba tiket elektronik belum dapat diberlakukan untuk jalur Depok-Jakarta karena peralatan di stasiun jalur lingkar Jakarta belum siap.

Sebelumnya, uji coba tiket elektronik KRL juga diberlakukan untuk jalur Duri-Tangerang mulai 1 April. Saat ini, penjualan tiket di jalur itu diberlakukan dari pukul 05.30 hingga pukul 17.52. Penjualan terbanyak tiket elektronik Duri-Tangerang mencapai 1.400.

Peron perlu steril

Wakil Kepala PT KAI Daop I Sugeng Priyono mengatakan, penggunaan tiket elektronik akan efektif jika peron stasiun steril dan hanya ada satu akses keluar- masuk stasiun. ”Karena itu, kami melakukan pembersihan kios di peron stasiun dan menutup akses liar ke peron,” katanya.

Penggunaan tiket elektronik ini juga akan memudahkan apabila pemerintah hendak memberikan subsidi bagi penumpang KRL. Selain itu, pemakaian tiket elektronik memungkinkan integrasi sistem pembayaran dengan moda transportasi lain, seperti bus transjakarta.

Bus transjakarta

Pada bus transjakarta, tiket elektronik ditargetkan tersedia di setiap koridor pada bulan Mei. Hingga akhir Maret, pelayanan tiket elektronik itu baru tersedia di empat dari 11 koridor, yaitu Koridor I, III, V, dan VII.

Pada setiap halte di empat koridor itu telah disediakan alat transaksi elektronik dari lima bank yang bekerja sama dengan pihak pengelola bus transjakarta, yaitu Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank DKI.

Penumpang yang menggunakan tiket elektronik tak perlu lagi mendatangi loket untuk membeli karcis bus transjakarta. Penumpang cukup menempelkan kartu debit yang dikeluarkan oleh kelima bank tersebut ke alat transaksi elektronik, dan saldo di kartu itu akan langsung berkurang. Sementara itu, pintu tripod secara otomatis terbuka sehingga penumpang dapat masuk ke area halte untuk menunggu bus.

Sejauh ini, menurut Kepala Unit Pengelola Transjakarta Busway Muhamad Akbar, transaksi elektronik baru mencapai 6 persen dari total transaksi setiap hari. Pengguna bus transjakarta diharapkan berangsur-angsur bisa beralih ke tiket elektronik agar lebih efisien dan aman.

Dengan transaksi langsung, kata Akbar, pihaknya harus menyediakan uang receh setiap hari tak kurang dari Rp 40 juta dalam bentuk pecahan Rp 500 sampai Rp 1.000.

”Bagi penumpang juga tidak perlu khawatir uang kembalian kurang,” ujarnya.

Menurut Akbar, hingga akhir April nanti, dua koridor lain akan dilengkapi peralatan tiket elektronik, yaitu Koridor VIII dan IX. Adapun pada Mei, tiket elektronik ditargetkan tersedia di seluruh halte bus transjakarta, sebanyak 227 halte di 11 koridor.

Jika seluruh halte sudah dilengkapi tiket elektronik, menurut Akbar, pihaknya akan mengeluarkan kebijakan tidak ada lagi transaksi tunai. Semuanya harus menggunakan tiket elektronik. Petugas loket tetap disediakan, tetapi hanya menyediakan jasa isi ulang saldo tiket elektronik tersebut. (MDN/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com