Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cairan Kimia, Bahan Latihan Buat Bom

Kompas.com - 19/04/2013, 03:13 WIB

Jakarta, Kompas - Saksi perkara terorisme, Barkah Nawa Saputra alias Robot, menitipkan satu botol berisi cairan kimia nitrogliserin kepada terdakwa perkara terorisme, Triyatno. Cairan kimia itu dipakai untuk berlatih membuat bahan peledak.

Hal itu diungkapkan Barkah dalam sidang perkara terorisme dengan terdakwa Triyatno, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (18/4). Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Encep Supriyadi, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nita juga menghadirkan saksi Badri Hartono dan Joko Tri Prianto.

Barkah menambahkan, pelatihan pembuatan bahan peledak dilakukan di rumah Rudi Kurnia. Penitipan satu botol cairan peledak kepada Triyatno itu dilakukan setelah terjadi bentrok kelompok Barkah atau ikhwan-ikhwan dengan kelompok preman di Gandean, Surakarta.

”Saya tahu (nitrogliserin) bisa meledak setelah saya lempar ke tembok,” kata Barkah. Pelemparan itu terjadi saat ada bentrokan kelompok Barkah dengan preman di Gandean. Ia menambahkan, pelatihan pembuatan bom itu dilakukan untuk ikut andil dalam berjihad.

Dalam buku Kamus Kimia Organik terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1978 diuraikan, nitrogliserol (nitroglycerine) adalah bahan peledak yang dibuat oleh reaksi asam nitrat dan asam sulfat pada gliserol.

Saksi Joko juga mengakui Barkah pernah menitipkan tiga botol cairan kimia saat bentrokan kedua dengan kelompok preman di Gandean. Namun, ia mengaku tidak tahu ketiga botol itu berisi nitrogliserin. Ia hanya sempat mencium cairan tersebut dan ia mengaku merasa pusing.

Menurut JPU Nita, terdakwa Triyatno didakwa menerima titipan satu botol cairan kimia nitrogliserin dan merakit bom untuk dibawa dari Solo ke Ambon. Triyatno dijerat Pasal 15 juncto Pasal 7 dan Pasal 9 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Ambon

Joko juga mengakui, ia bersama Barkah dan Triyatno pernah ke Ambon, akhir Desember 2011, untuk melihat anggota keluarga dan tambang emas di Pulau Buru. Ia mengaku tidak tahu jika Barkah bermaksud mengajarkan pelatihan merakit bom.

Joko mengaku pernah ke Ambon bersama Barkah. Di Ambon, Barkah berinisiatif mengajarkan cara merakit bom (switching) kepada ikhwan-ikhwan karena sebelumnya ada informasi terjadi aksi kekerasan di Ambon.

Dalam sidang yang terpisah dengan terdakwa perkara terorisme Bayu Setyono, saksi Firman mengaku pernah beberapa kali bertemu Bayu bersama Muksin dan Farhan untuk perampokan (fa’i). Firman juga pernah membeli pisau komando dan menyerahkan ke Bayu. (FER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com