JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga Jogja harus menerima apabila nantinya pemerintah pusat memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencananya, pemerintah akan menaikkan harga BBM subsidi dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liternya.
"Otomatis kalau itu sudah ditentukan oleh pemerintah, warga harus bisa menerima, terutama warga Jogja, kalau saya," kata Sultan seusai rapat kerja pemerintah bersama gubernur se-Indonesia di Kemendagri, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Kenaikan harga BBM bersubsidi itu, kata dia, masih dalam bentuk rancangan dan belum final ataupun belum diputuskan. Menurut mantan politisi Partai Golkar itu, BBM subsidi itu memang diperuntukkan bagi warga kelas menengah ke bawah dan kuota yang disediakan oleh pemerintah wajib mencukupi bagi warga.
"Yang penting itu, kuota subsidi BBM itu harus ada sampai 31 Desember mendatang. Jangan sampai habis sebelumnya dan salah sasaran," kata Sultan.
Pemerintah mengusulkan menaikkan harga BBM bersubsidi, khususnya untuk kendaraan pribadi naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter. Hal itu dilakukan untuk menekan defisit anggaran subsidi BBM.
Kenaikan harga BBM tersebut diusulkan hanya berlaku untuk pemilik mobil pribadi sebab selama ini anggaran subsidi energi, khususnya BBM bersubsidi, justru dinikmati oleh orang kaya. Di sisi lain, anggaran subsidi BBM ini ditekan agar lebih tepat sasaran sehingga harga BBM bersubsidi untuk kendaraan roda dua dan angkutan umum diusulkan untuk tidak naik. Kebijakan ini diusulkan akan diterapkan mulai Mei 2013.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.