Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Putusan MK, Effendi Terus "Melawan"

Kompas.com - 15/04/2013, 19:25 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan Effendi MS Simbolon-Djumiran Abdi (Esja) tidak terima dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terkait perolehan suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara. Mereka akan melakukan eksaminasi putusan.

"Kami tidak terima putusan ini. Secara moral, kami nyatakan keprihatinan. MK ini sangat mulia. Tapi, nyatanya MK pasif, bahkan cenderung berpihak. Majelis hakim mata hatinya tertutup. Mereka seperti diktator, rakyat hanya jadi objek penderita," kata Effendi di depan Gedung MK, Jakarta, Senin (15/4/2013).

Ketika itu, Esja dan tim kuasa hukumnya sudah meninggalkan ruang sidang sebelum keputusan dibacakan. Mereka tidak terima dengan pendapat majelis hakim konstitusi yang menganggap tidak sah bukti surat atau tertulis yang diajukan.

Alasannya, bukti surat atau tertulis itu tidak diajukan ketika persidangan. Hakim konstitusi menyebut telah beberapa kali mengingatkan dan memberi kesempatan kepada Esja untuk mengajukan alat bukti surat atau tulisan sebelum persidangan berakhir.

Effendi menganggap majelis hakim bersikap arogan dan naif jika tidak mengakui bukti-bukti hanya karena alasan terlambat disampaikan. Menurutnya, MK seharusnya proaktif mencari data terkait kecurangan dalam pemilu.

Pengacara Esja, Arteria Dahlan, menambahkan, majelis hakim MK telah terbelenggu dengan hal-hal yang bersifat formalitas. Menurut dia, MK sama saja menutup mata dengan berbagai kecurangan yang ada.

"Kalau bukti-bukti diperiksa, putusan akan beda. Kita akan eksaminasi, kami yang salah atau MK. Seharusnya MK proaktif. Kita bukan tidak siap kalah, kita ingin menang atau kalah dengan terhormat," ucapnya.

Seperti diberitakan, berdasarkan hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi menang dalam satu putaran dengan perolehan 1.604.377 suara (33 persen) dari 4.861.467 suara sah. Urutan kedua Esja dengan 1.183.187 suara (24,34 persen), Gus Irawan Pasaribu-Soekirman sebanyak 1.027.433 suara (21,13 persen), Amri Tambunan-RE Nainggolan sebanyak mendapat 594.414 suara (12,23 persen), dan Chairuman Harahap-Fadly Nurzal sebanyak 452.096 suara (9,3 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com