Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Berangsur Surut

Kompas.com - 14/04/2013, 02:11 WIB

Lamongan, Kompas - Luapan Bengawan Solo yang melanda wilayah Bojonegoro, Lamongan, Tuban, dan Gresik, Jawa Timur, Sabtu (13/4), berangsur surut. Seiring meredanya hujan, genangan yang beberapa hari lalu mencapai 1-2 meter perlahan surut menjadi 0,5 meter.

Namun, jumlah korban tewas terus bertambah. Hari Sabtu, di tengah genangan air yang menyusut, ditemukan dua jenazah. Pertama, Ahmad Nasihul Hakim (13), bocah laki-laki yang tewas terseret arus di wilayah Kecamatan Laren, Lamongan. Kedua, seorang pria dewasa yang belum teridentifikasi ditemukan di Kecamatan Trucuk, Bojonegoro.

Dengan ditemukannya kedua jenazah itu, jumlah total korban yang meninggal akibat banjir sejak Minggu (7/4) di wilayah tersebut mencapai 13 orang.

Kondisi akses jalan di Piyak dan Simbatan, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, yang sebelumnya putus sepanjang 2.350 meter, kemarin sudah bisa dilewati. Bekas areal genangan meninggalkan lubang di jalan.

Desa yang masih terendam di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, tersisa lima desa, yakni Desa Karangtinoto, Tambakrejo, Sumberrejo, Campurrejo, dan Kanorejo. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tuban Joko Ludiono menyebutkan, desa-desa tersebut berada di area cekungan.

Sementara itu, di sela pencanangan pertanian organik di Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Sabtu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan, upaya mengurangi dampak banjir Bengawan Solo akan dilakukan dengan menambah kapasitas sodetan Plangwot pada 2014. ”Sodetan akan dikeruk agar lebih dalam dan pengerjaan diperkirakan selesai 2015 dengan anggaran Rp 1,28 triliun,” katanya.

Saat ini, kapasitas pembuangan air Bengawan Solo melalui Sodetan Plangwot-Sedayulawas 640 meter kubik per detik, tetapi itu belum memadai untuk mengurangi dampak luapan air. Penambahan kapasitas sodetan hingga 2.500 meter kubik per detik, selain mengurangi genangan akibat luapan Bengawan Solo, juga untuk menyelamatkan pertanian di bantaran sungai.

Kondisi pengungsi

Sementara itu, para pengungsi korban banjir di Kabupaten Kudus dan Demak, Jawa Tengah, mulai mengeluh sakit. Mereka berharap mendapatkan bantuan susu formula dan tambahan gizi bagi anak-anak balita.

Sumiah (45), warga Desa Mijen, Kecamatan Mijen, Demak, Sabtu, mengaku masuk angin. Sudah empat hari ini ia bersama cucunya, Farid (2,5), mengungsi di pangkalan ojek tak jauh dari tanggul Sungai Wulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com