JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dalam waktu dekat ini akan memanggil Komandan Grup II Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura terkait terjadinya kasus serangan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Selain Komandan Grup II Kopassus, sejumlah pihak pun masih akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Pemeriksaan dan penyelidikan masih akan dilanjutkan dengan meminta keterangan dari keluarga korban dan saksi-saksi lain yang dianggap relevan," kata Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila, Jumat (12/4/2013).
Pihak lain yang akan dipanggil, kata Siti, di antaranya Danrem dan Dandim Yogyakarta, serta tersangka penganiayaan dalam kejadian sebelum penyerangan ke Lapas Cebongan.
Siti mengatakan, penyerangan terhadap Lapas Cebongan merupakan tindakan extra judicial killing terhadap empat tahanan. Serangan itu telah menjatuhkan wibawa hukum Indonesia di mata dunia, sehingga tidak dibenarkan dengan alasan apapun. Para pelaku pun dianggap telah melakukan pelanggaran HAM atas hak hidup sebagai salah satu hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun (non derogable right), sebagaimana diatur di dalam Undang-undang 39 Tahun 1999 tentang HAM. Akan tetapi, hingga kini pihaknya belum dapat memastikan apakah ini masuk ke dalam pelanggaran berat atau pelanggaran biasa.
"Empat korban yang meninggal di lapas itu direnggut hak hidupnya. Sedangkan, penganiayaan terhadap sipir itu adalah bentuk pelanggaran HAM," ujarnya.
Seperti diberitakan, TNI AD menyatakan para penyerang Lapas Cebongan adalah oknum Grup II Komando Pasukan Khusus Kartasura, Jawa Tengah. Penyerbuan itu diduga melibatkan 11 anggota Kopassus dengan seorang eksekutor. Mereka membawa 6 pucuk senjata api yang dibawa dari markas pelatihan di Gunung Lawu.
Penyerangan itu disebut berlatar belakang jiwa korsa yang kuat terkait pembunuhan Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe pada 19 Maret 2013. Empat tersangka pembunuhan Santoso yang kemudian ditembak mati, yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.