KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sebanyak 11 orang calo Bahan Bakar Minyak (BBM) yang beroperasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Naeleu, Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, membuat resah para karyawan dan karyawati yang bekerja di SPBU itu. Ulah para calo tersebut sering mengganggu para konsumen, terutama yang menggunakan jeriken.
"Mereka (calo,red) sering konsumsi minuman keras sampai mabuk dan membuat keributan di SPBU, " kata pengawas SPBU Naesleu, Vinsen Tanekan, kepada Kompas.com, Selasa (9/4/2013). Para calo itu, tambah dia, sering pula memaksa pembeli yang memakai jeriken untuk membeli BBM melalui mereka. Padahal, konsumen berjeriken punya hak mendapatkan BBM langsung dari SPBU, berbekal surat rekomendasi yang diterbitkan pemerintah daerah.
Menurut Tanekan, para calo itu setiap hari mangkal di SPBU dan menawarkan jasa kepada pembeli yang pakai jeriken dengan tarif per jeriken antara Rp 15.000 sampai Rp 25.000. Praktik seperti ini sudah berlangsung lama dan dia mengakui dibiarkan. Tanekan beralasan mereka kewalahan bila harus menghadapi para calo itu terus-menerus.
"Kami selama ini kooperatif dengan mereka, tetapi karena perbuatan mereka seperti ini," ujar Tanekan. Rencananya, imbuh dia, pengelola SPBU ini akan meminta bantuan Pertamina Kupang dan kepolisian untuk menertibkan calo-calo BBM tersebut. Apalagi, keluh dia, uang yang didapatkan para calo itu hanya dihabiskan untuk membeli minuman keras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.