Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyuwangi Kian Dilirik Investor

Kompas.com - 09/04/2013, 17:46 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk terus menggenjot investasi di daerahnya, mulai membuahkan hasil. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa yang kaya sumber daya alam ini engalamai peningkatan nilai investasi dari tahun 2012 sekitar 20 persen, dari Rp 5 triliun menjadi Rp 5,5 triliun hingga Rp 6 triliun.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Surabaya, Selasa (9/4/2013), mengatakan, investasi di Banyuwangi semakin bergairah, baik untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun usaha besar. Pada 2012, Pemkab Banyuwangi mengeluarkan 1.335 izin usaha untuk industri skala kecil dan menengah (investasi nonfasilitas) dengan nilai investasi Rp 100 juta sampai Rp 5 miliar.

Dari 1.335 unit usaha baru tersebut, nilai investasinya mencapai Rp 441 miliar. Angka ini meningkat dari investasi nonfasilitas tahun 2011 sebesar Rp 350 miliar.

Adapun investasi untuk industri besar berkategori Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang masuk dalam skema fasilitas pemerintah pada tahun 2012 mencapai Rp 645 miliar. Sementara PMA mencaapai sekitar Rp 82 miliar dari sejumlah sektor industri.

"Peningkatan investasi menunjukkan kepercayaan dunia usaha yang semakin besar untuk menanamkan modal di Banyuwangi," katanya.

Investasi besar yang terbaru adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di kawasan Ijen berkapasitas 2 x 55 Megawatt (MW), yang diprediksi akan beroperasi pada 2016 mendatang. Setelah beroperasi, listrik akan dialirkan ke sistem Gardu Induk Banyuwangi, sehingga dengan sendirinya menjamin pasokan energi bagi keperluan industri. Total dana yang akan dikeluarkan investor untuk mengembangkan PLTP tersebut mencapai Rp 3,8 triliun.

"Kami akan memberi karpet merah kepada investor yang ingin masuk ke Banyuwangi untuk berkembang dan tumbuh bersama, sebab kehadiran investor akan membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup sosial-ekonomi masyarakat Banyuwangi," jelas Anas.

Menurut dia, ada tujuh alasan untuk menanam modal di Banyuwangi yakni pertumbuhan ekonomi pada 2012, sebesar 7,18 persen. Kondusivitas iklim perbankan yang menunjukkan geliat perekonomian lokal. Bahkan data Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pada 2012, simpanan masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) di perbankan Banyuwangi meningkat sekitar 23,5 persen menjadi Rp 4,2 triliun.

Tingkat pertumbuhan simpanan masyarakat di Banyuwangi melampaui pertumbuhan rata-rata seluruh Jatim yang hanya 16 persen. Untuk penyaluran kredit meningkat sekitar 18,5 persen menjadi Rp 5,7 triliun pada 2012, juga lebih tinggi dari sejumlah kota/kabupaten lain di Jatim.

Alasan lain Banyuwangi mempunyai keunggulan lokasional berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi terkelola, SDM memadai, jalur dan akses yang mudah, serta sumberdaya alam melimpah.

"Potensi komoditas hulu kami terbentang dari sektor pertanian, termasuk perkebunan, hingga sektor energi dan pertambangan," ujar Anas.

Pembangunan infrastruktur yang masif, antara lain, diwujudkan dalam pengembangan Bandara Blimbingsari, pembangunan/perbaikan jalan sepanjang 300 kilometer per tahun, hingga revitalisasi Pelabuhan Tanjungwangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com