Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Aktivis Yogyakarta Demo Tolak RUU Ormas

Kompas.com - 09/04/2013, 15:44 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 200 orang yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Tolak RUU Ormas Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar aksi di titik nol km, Yogyakarta, Selasa (9/4/2013). Massa aksi mendesak agar rancangan RUU tidak disahkan karena akan membatasi hak berserikat.

Sebelumnya, massa aksi yang lengkap dengan antribut organisasi dan poster berisi penolakan RUU melakukan long march dari taman parkir Abu Bakar Ali- DPRD Provinsi-Kepatihan dan berakhir di titik Nol Km. Koordinator aksi, Rendi Perdana mengatakan, terdapat banyak kalusul di RUU Ormas yang multitafsir. Hal itu akan menimbulkan ketimpangan, ketidakadilan, diskriminasi dan politik uang (money politic).

"RUU Ormas cenderung akan memaksa terjadinya birokrasi yang otoriter, kaku dan subyektif," tandas Rendi, Selasa (09/03). Menurutnya, RUU Ormas merupakan bukti negara gagal menata kehidupan berbangsa. Negara tidak terbuka dan tidak serius untuk belajar dari kesalahan masa lalu.

Sementara itu, Manajer Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aksara, Rani mengungkapkan, RUU Ormas mencampuradukan semua jenis organisasi baik berbadan hukum maupun tidak. Kebebasan berserikat dan berkumpul yang telah dijamin oleh UUD 1945 dikebiri dengan mengharuskan pendaftaran bagi seluruh organisasi, bahkan bagi yang tidak berbadan hukum.

"RUU Ormas bahkan memasukkan yayasan ke dalam kategori ormas, padahal UU yayasan sudah ada dan jelas. Jika disahkan, maka ribuan yayasan (rumah sakit, panti asuhan, LSM, red) akan terseret ke ranah politik," tegasnya.

Semua warga negara berhak dan bebas berserikat di Indonesia. Namun, kata Rani, rancangan RUU ormas ini membuka peluang untuk membekukan dan membubarkan organisasi masyarakat atas dasar yang sangat rancu. Dia menyebutkan alasan-alasan yang tertulis dalam RUU Ormas, yakni memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa dan; mengembangkan paham yang bertentangan dengan Pancasila.

"Negara ini negara demokrasi yang menjamin setiap warganya berserikat. Karenanya kami di sini menolak rancangan RUU Ormas," tegas Rani.

Seusai mengelar orasi dan doa bersama, massa aksi yang terdiri dari mahasiswa, aktivis LSM, yayasan dan beberapa organisasi masyarakat membubarkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com