Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Banjir Sampang di Luar Prediksi

Kompas.com - 09/04/2013, 15:35 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Bencana banjir di Kabupaten Sampang, Madura, yang terjadi sejak Minggu malam lalu, dinilai sebagai fenomena alam yang tidak dapat diprediksi. Pasalnya, berdasarkan ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada April ini curah hujan di sebagian besar daerah di Jawa Timur (Jatim) akan turun hingga 50 persen.

''Saya sempat heran, curah hujan pada April tahun ini justru naik 50 persen. Padahal, laporan resmi BMKG ke kita, curah hujan di sebagian besar daerah di Jatim akan turun drastis,'' ujar Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas PU Pengairan Provinsi Jatim Soenoko kepada wartawan, Selasa (9/4/2013).

Naiknya kembali curah hujan, kata Soenoko, khususnya terjadi di daerah sepanjang kawasan Sungai Bengawan Solo seperti di Madiun. Rata-rata intensitas curah hujan menjadi 135 milimeter (mm), Ngawi (130 mm), Bojonegoro (134 mm), Tuban (105 mm), dan Lamongan (60 mm).

''Khusus Sampang, curah hujan yang turun mencapai 120 mm. Hujan yang turun tercatat selama enam jam,'' papar Soenoko.

Saat curah hujan tinggi, jika suatu daerah memiliki daerah tangkapan yang bagus, maka tidak akan terjadi banjir. Jika tidak, maka air akan menggenang dan terjadi banjir. Misalnya, jika suatu kondisi daerah tangkapan di suatu daerah bagus, maka banjir akan terjadi jika curah hujan di atas 100 mm.

"Tapi kalau daerah tangkapan jelek, curah hujan 60-70 mm sudah bisa banjir. Untuk daerah Ponorogo, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Tuban; debit air Bengawan Solo memang naik. Khusus di Sampang, hujan memang lebih tinggi dibandingkan puncak pada musim hujan," kata Soenoko.

Seperti diberitakan, puluhan desa di Bojonegoro dilaporkan tergenang karena luapan Sungai Bengawan Solo. Selain di Bojonegoro, banjir juga terjadi di Sampang yang menggenangi pusat kota dan kantor pemerintahan. Bahkan dikabarkan, banjir di Sampang telah menelan tiga korban jiwa. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com